Bahasa Sarkas dalam Film Yowis Ben 2: Analisis Pragmatik pada Dialog Karakter
Abstract
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis penggunaan sarkasme dalam dialog film Yowis Ben 2 dari perspektif pragmatik. Film ini banyak menggunakan bahasa sarkastik yang mencerminkan dinamika komunikasi sehari-hari dalam budaya Jawa, terutama di kalangan remaja. Sarkasme dalam film ini tidak hanya berfungsi untuk menambah humor, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan tersembunyi, sindiran, atau kritik sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sarkasme, seperti sarkasme tindakan, sifat, dan sebutan, serta memahami bagaimana penggunaan sarkasme ini membantu pembentukan karakter dan dinamika sosial antar tokoh. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan pragmatik, yang menekankan pada makna yang muncul dalam konteks sosial dan budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa sarkasme dalam Yowis Ben 2 berfungsi sebagai strategi komunikasi untuk menggambarkan ketegangan emosional, kritik sosial, dan interaksi antar karakter dalam konteks kehidupan remaja Jawa. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur pragmatik dan memberikan wawasan baru tentang peran sarkasme dalam budaya lokal Indonesia, khususnya dalam film. Selain itu, temuan ini juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sarkasme dalam media populer terhadap sikap sosial masyarakat.
Kata Kunci
sarkasme; pragmatic; komunikasi; budaya Jawa; Yowis Ben 2
Abstract:
This study analyzes the use of sarcasm in the dialogue of Yowis Ben 2 from a pragmatic perspective. The movie uses a lot of sarcastic language that reflects the dynamics of daily communication in Javanese culture, especially among teenagers. Sarcasm in this film not only serves to add humor, but also as a tool to convey hidden messages, satire, or social criticism. The purpose of this study is to identify forms of sarcasm, such as sarcasm of actions, traits, and designations, and to understand how the use of sarcasm helps character building and social dynamics between characters. The method used is qualitative analysis with a pragmatic approach, which emphasizes the meanings that arise in social and cultural contexts. The results of the analysis show that sarcasm in Yowis Ben 2 functions as a communication strategy to illustrate emotional tension, social criticism, and interaction between characters in the context of Javanese teenage life. This research is expected to enrich the pragmatics literature and provide new insights into the role of sarcasm in Indonesian local culture, particularly in film. In addition, the findings also open up opportunities for further research on the influence of sarcasm in popular media on people's social attitudes.
Keywords
sarcasm; pragmatics; communication; Javanese culture; Yowis Ben 2