Dialektika: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/dialektika <p><strong>DIALEKTIKA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ,</strong> focuses on publishing research articles and current issues related to language, literature, and the instructor. The main objective of DIALEKTIKA: Journal of Language, Literature, and Teaching (e-Journal) is to provide a platform for scholars, academics, lecturers, and researchers to share contemporary thoughts in their fields. The editor has reviewed all published articles. DIALEKTIKA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) accepts submissions of original articles that have not been published elsewhere or are being considered or processed for publication anywhere and do not display plagiarism. Prerequisites, standards, and manuscript formats are listed in the author's guidelines and templates. Submissions received will be reviewed by at least two reviewers before being published.</p>DIALEKTIKA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) published by Indonesian Language Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, The State Islamic Institute of Ponorogo (IAIN Ponorogo), Indonesia. DIALEKTIKA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya published twice a year in June and December. Manuscript submissions are open throughout the year, but before submitting, make sure that the manuscript is in Indonesian and follows the focus and scope and the author's guidelines. en-US hakim@iainponorogo.ac.id (Lukman Hakim) ranggaagnibaya@iainponorogo.ac.id (Rangga Agnibaya) Tue, 25 Jul 2023 02:12:05 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Perempuan dalam Popularitas Pelakor vs Pebinor (Kajian Semiotik berbasis Gender) https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/dialektika/article/view/7044 <strong>Abstrak</strong>: Akhir tahun 2017 muncul istilah pelakor yang merupakan akronim dari “perebut laki orang”. Sebagai bentuk perlawanan dari istilah pelakor muncullah istilah pebinor yang merupakan akronim dari “perebut bini orang”. Tahun 2022 dua kata tersebut telah msuk ke dalam KBBI. Popularitas pelakor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pebinor. Perselingkuhan tidak mungkin dilakukan oleh satu orang, tetapi populernya istilah pelakor membuat perempuanlah yang paling bersalah dibandingkan laki-laki. Padahal, pasti ada dua pihak yang menyimpang dari norma masyarakat dengan melakukan “hubungan gelap” atau perselingkuhan. Di berbagai laman dalam internet, ditemukan lebih banyak meme yang menampilkan pelakor dibandingkan dengan pebinor. Kalaupun ada meme yang membahas pebinor, sebagian besar didampingkan dengan pelakor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terdapat dalam tanda pada meme pelakor dan pebinor menggunakan teori Semiotik yang dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan mendeskripsikan posisi perempuan dalam meme tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif-interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan diskriminasi pada pelakor atau perempuan yang dianggap sebagai pihak yang paling agresif dibandingkan laki-laki dan satu-satunya penyebab kehancuran rumah tangga seseorang. Deskriminasi terhadap perempuan yang terdapat dalam meme tersebut merupakan salah satu bentuk kekerasan (<em>violence</em>) terhadapt perempuan yaitu kekerasan verbal (<em>verbal abuse</em>). Ayunda Riska Puspita Copyright (c) 2023 Dialektika: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/dialektika/article/view/7044 Tue, 25 Jul 2023 02:12:05 +0700 Novel Mata di Tanah Melus: Analisis Nilai Pendidikan Karakter https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/dialektika/article/view/6821 <p><strong>Abstrak</strong>: Penanaman pendidikan karakter pada ranah pendidikan formal dapat dimulai dari jenjang sekolah dasar. Penanaman pendidikan karakter dapat dilakukan dengan menggunakan media yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya, salah satunya novel Mata di Tanah Melus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam novel Mata di Tanah Melus. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian kualitatif. Data pada penelitian ini adalah kutipan dialog dan narasi novel dengan sumber data novel Mata di Tanah Melus. Penelitian yang dilaksanakan menunjukkan hasil ditemukan tiga nilai pendidikan karakter dalam novel Mata di Tanah Melus, yaitu religius, jujur, dan kerja keras.</p><p><strong><span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; color: #212121; mso-ansi-language: EN; mso-fareast-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA;" lang="EN">Abstract:</span></strong><span style="font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; color: #212121; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA;" lang="IN">Character education had learned by the student since the elementary school level in formal education. Character education can be learned by using media that have character education values. One of the learning media is the novel and one of the Indonesian novel that has character education contain is <em>Mata di Tanah Melus</em>. This study aims to describe the value of character education in the novel of <em>Mata di Tanah Melus. </em>This research used qualitative research method. The source of data in this study was the dialogs and narations, namely the novel of <em>Mata di Tanah Melus</em>. The result of the study shows three values of character education, namely religious, honest, and work hard. </span></p><table class="MsoTableGrid" style="width: 468.0pt; border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-yfti-tbllook: 1184; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" width="624" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr style="mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-firstrow: yes; height: 10.65pt;"><td style="width: 468.0pt; border-top: double #ED7D31 1.5pt; mso-border-top-themecolor: accent2; border-left: none; border-bottom: double #ED7D31 1.5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent2; border-right: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; height: 10.65pt;" colspan="2" valign="top" width="624"><p class="MsoNormal" style="margin-right: -1.15pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><strong style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; color: #212121; mso-ansi-language: EN;" lang="EN">Abstract:</span></strong><span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; color: #212121; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">Character education had learned by the student since the elementary school level in formal education. Character education can be learned by using media that have character education values. One of the learning media is the novel and one of the Indonesian novel that has character education contain is <em>Mata di Tanah Melus</em>. This study aims to describe the value of character education in the novel of <em>Mata di Tanah Melus. </em>This research used qualitative research method. The source of data in this study was the dialogs and narations, namely the novel of <em>Mata di Tanah Melus</em>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>The result of the study shows three values of character education, namely<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>religious, honest, and work hard. </span></p></td></tr><tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes; mso-row-margin-right: 67.25pt;"><td style="width: 400.75pt; border: none; border-bottom: double #ED7D31 1.5pt; mso-border-bottom-themecolor: accent2; mso-border-top-alt: double #ED7D31 1.5pt; mso-border-top-themecolor: accent2; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;" valign="top" width="534"><p class="Artikelinfo"><em><span style="font-family: 'Garamond','serif'; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">Mata di Tanah Melus </span></em><span style="font-family: 'Garamond','serif'; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">novel, </span><span style="font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">Character Education of Elementary School Children</span><span style="font-family: 'Garamond','serif'; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">,</span><span style="font-size: 9.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; font-family: 'Garamond','serif'; mso-ansi-language: IN;" lang="IN"> Learning Media of Character Education.</span></p></td><td style="mso-cell-special: placeholder; border: none; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" width="90"><p class="MsoNormal"> </p></td></tr></tbody></table> Berlian Pancarrani Copyright (c) 2023 Dialektika: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/dialektika/article/view/6821 Tue, 25 Jul 2023 02:35:38 +0700