Rezeki Mendadak di Balik Tekanan Hidup: Kisah Seorang Mahasiswa Akhir
Di sebuah kontrakan sederhana di kawasan Bekasi, Muhammad Arif, seorang mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi, duduk termenung di depan laptopnya. Skripsi yang menumpuk, deadline yang terus mendesak, dan tagihan yang menumpuk membuatnya merasa seperti menapaki jurang tanpa dasar. Tapi itu belum semuanya — tanggung jawabnya terhadap keluarga menambah beban yang tak kalah berat.
Arif adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya telah pensiun dini karena sakit, sementara ibunya bekerja sebagai pedagang kecil di pasar tradisional. Hidup mereka pas-pasan, dan Arif selalu merasa terbebani setiap kali memikirkan biaya kuliah adik-adiknya dan kebutuhan sehari-hari. Kini, tanggung jawab baru muncul: anak pertamanya yang baru saja diterima di perguruan tinggi swasta, menuntut biaya pendidikan yang tidak sedikit, ditambah biaya kos, buku, dan kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kadang saya merasa gagal. Uang Rp1 juta pun rasanya tidak cukup, apalagi untuk kuliah anak saya," ujar Arif dengan mata sembab, mencoba menahan air mata yang hampir tumpah.
Sehari-hari, Arif bekerja paruh waktu sebagai asisten dosen, mengajar mata kuliah statistik dan ekonomi mikro. Jam kerjanya fleksibel, tapi pendapatannya sangat terbatas. Ia sering harus melewatkan makan siang atau menunda pembayaran listrik demi memastikan kebutuhan anaknya terpenuhi. Tekanan ekonomi dan emosional ini membuatnya sering merasa putus asa.
Hingga suatu malam, ketika Arif sedang scroll media sosial sambil mencari hiburan ringan, ia menemukan sebuah permainan daring bernama Sweet Bonanza PGSOFT. Awalnya, ia ragu dan takut — “masa iya main game bisa bantu uang?” pikirnya. Namun, setelah membaca ulasan dan RTP 96,7%, ia memutuskan untuk mencoba dengan modal deposit Rp125.400 yang ia sisihkan dari sedikit tabungannya.
Pertama kali bermain, Arif hanya ingin mencoba-coba. Tapi tak disangka, keberuntungan kecil itu mengubah hidupnya. Dalam satu sesi, ia mendapatkan kemenangan sebesar Rp9.875.600. Jumlah itu setara dengan gaji beberapa bulan bekerja paruh waktu. Arif merasa seperti menerima cahaya di tengah kegelapan yang panjang.
"Rasanya campur aduk. Senang, lega, tapi juga takut. Tapi untuk pertama kalinya, saya merasa ada harapan," kata Arif sambil tersenyum tipis.
Sejak momen itu, Arif tetap realistis. Ia tidak mengandalkan game sebagai sumber penghasilan utama, tapi ia belajar bagaimana mengelola kemenangan itu untuk menutupi kebutuhan mendesak keluarganya dan biaya kuliah anaknya. Beban hidupnya tidak hilang sepenuhnya, tapi kini ada secercah harapan yang membuatnya kembali bisa bernapas lega.
Kisah Arif mengingatkan kita bahwa dalam tekanan hidup yang berat, kadang keberuntungan bisa datang dari tempat yang tak terduga. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap berdiri dan memanfaatkan kesempatan itu dengan bijak, tanpa kehilangan rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan diri sendiri.
Copyright © 2025 • SAKAO-39
