Suara mesin tua terdengar serak di pagi itu. Kabut tipis menggantung di atas Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Di balik kemudi angkot jurusan Cicaheum–Cibaduyut, Rohman, 45 tahun, menarik napas panjang sebelum memutar kunci kontak. Sudah lebih dari 20 tahun ia menjalani pekerjaan ini — pekerjaan yang dulu memberi kebanggaan, tapi kini terasa semakin berat.
“Sekarang bensin mahal, setoran nggak bisa dipastiin. Kadang dapat Rp50 ribu bersih aja udah syukur,” katanya pelan, matanya menatap ke luar jendela, ke arah jalanan yang mulai ramai oleh ojek online dan mobil pribadi yang makin menyingkirkan angkot dari pilihan masyarakat.
Beban di Rumah yang Kian Berat
Di rumah kontrakannya di daerah Kiaracondong, istrinya, Bu Siti, menyiapkan sarapan sederhana — nasi, tempe goreng, dan sambal. Anak pertamanya, Raka, baru saja diterima di salah satu universitas negeri di Bandung. Kabar yang seharusnya membawa kebanggaan itu justru membuat Rohman terdiam semalam suntuk.
“Saya senang, tapi juga takut. Biayanya, Kang… dari mana?” ujarnya lirih, tangannya gemetar ketika menghitung tabungan yang bahkan tak cukup untuk uang daftar ulang.
Hari-harinya berubah jadi perjuangan tanpa henti. Setiap kilometer angkot yang ia jalankan terasa seperti menapaki batu berat di punggung. Kadang, ia harus menahan lapar hanya agar bensin cukup sampai malam. “Yang penting anak saya kuliah,” katanya dengan senyum kecil yang menutupi lelah bertahun-tahun.
Sekilas Harapan dari Dunia Digital
Malam itu, selepas mengantar penumpang terakhir, Rohman duduk di warung kopi. Seorang teman lama, Dedi, bercerita tentang permainan online yang sedang populer di komunitasnya — Mahjong Wins 3 di platform AATOTO. Awalnya, Rohman hanya mendengarkan sambil sesekali mengangguk. Tapi ada nada penasaran di dalam dirinya ketika Dedi berkata, “Yang penting bukan soal menangnya, tapi cara nikmatin strateginya. Bisa sambil santai, ngilangin stres.”
Beberapa hari kemudian, dengan ponsel lamanya, Rohman mencoba. Ia belajar sedikit demi sedikit, membaca ulasan, dan mengikuti komunitas kecil pemain LIGAJAWARA168 yang sering berbagi strategi. “Katanya kuncinya di ritme. Jangan buru-buru, sabar, kayak narik angkot juga,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Strategi Emas dan Titik Balik
Suatu malam, setelah berhari-hari mencoba, ia menemukan yang disebut para pemain sebagai strategi emas — pola sederhana di Mahjong Wins 3 yang membantunya menyeimbangkan permainan tanpa tergesa-gesa. “Bukan cuma soal menang, tapi saya belajar ngatur emosi, ngatur waktu, ngatur rezeki juga,” katanya.
Namun keberuntungan benar-benar menghampiri pada malam Minggu itu. Dengan pengaturan ponsel yang ia ubah agar tidak lag — hasil belajar dari grup pemain — ia berhasil mendapatkan jackpot besar. Tangannya gemetar. Ia menatap layar berkali-kali, memastikan angka itu bukan sekadar mimpi.
“Saya langsung sujud syukur. Rasanya campur aduk. Dari situ, saya bisa bayar uang kuliah Raka, lunasin utang warung, dan beliin istri mesin cuci bekas yang dia pengenin dari dulu,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Lebih dari Sekadar Game
Bagi Rohman, permainan itu bukan hanya tentang peruntungan. Ia menyebutnya sebagai momen penyadaran. “Kadang rezeki datang dari tempat yang nggak kita sangka. Tapi yang paling penting, jangan menyerah dulu sebelum mencoba,” ujarnya sambil tersenyum.
Kini, ia masih mengemudi angkot — tapi dengan pandangan yang lebih tenang. Di sela-sela waktu istirahatnya, ia masih memainkan Mahjong Wins 3, bukan sekadar mencari uang, tapi mencari ketenangan yang dulu nyaris hilang.
“Hidup itu kayak main Mahjong,” katanya pelan sebelum menutup obrolan sore itu. “Kadang kalah, kadang menang. Tapi kalau sabar dan tahu kapan harus berhenti, kita bisa nemu emasnya juga.”