Kisah Ibu Rumah Tangga Cirebon Bangkit dari Hutang hingga Punya Tabungan Rp91.700.000 Setelah Bermain Mahjong Ways di LIGAJAWARA168 Saat RTP Mencapai 94,2 Persen

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas
Kisah Ibu Rumah Tangga Cirebon Bangkit dari Hutang hingga Punya Tabungan Rp91,7 Juta Setelah Bermain Mahjong Ways

Kisah Ibu Rumah Tangga Cirebon Bangkit dari Hutang hingga Punya Tabungan Rp91,7 Juta Setelah Bermain Mahjong Ways

Di sebuah gang kecil di kawasan Harjamukti, Cirebon, suara wajan beradu dengan spatula terdengar sejak pagi. Di rumah sederhana berdinding semen, Sri Wulandari (42) menyiapkan nasi kuning dan gorengan untuk dijajakan ke tetangga dan para karyawan sekitar. Usahanya itu telah menjadi tumpuan keluarga kecilnya selama empat tahun terakhir—sejak suaminya, Rudi, kehilangan pekerjaan akibat pemangkasan karyawan di pabrik tempatnya bekerja.

“Awalnya cuma buat bantu-bantu dapur. Tapi lama-lama, ya ini satu-satunya yang kami punya,” ucap Sri dengan mata yang menatap jauh, seolah menahan sesuatu yang berat di dadanya.

Hidup dalam Lilitan Utang

Setiap bulan, Sri harus berhadapan dengan catatan utang di warung, tagihan listrik, serta cicilan pinjaman koperasi. Pendapatan dari berjualan tak seberapa—kadang hanya Rp50 ribu sehari setelah dikurangi modal. Namun kebutuhan keluarga tak pernah berhenti: uang sekolah anak, biaya sewa rumah, hingga obat-obatan untuk ibunya yang tinggal di kampung.

Ketika anak pertamanya, Nadia (19), diterima di Universitas Negeri Semarang, kebahagiaan yang seharusnya dirasakan justru berubah menjadi kecemasan. Biaya pendaftaran kuliah, perlengkapan, dan kos-kosan terasa seperti jurang yang tak mungkin diseberangi. “Saya ingat malam itu, saya menangis di dapur sambil menghitung uang receh dari hasil jualan. Rasanya... habis sudah tenaga ini,” tuturnya lirih.

“Saya cuma ingin anak saya bisa kuliah, biar hidupnya nggak kayak saya,” — Sri Wulandari

Titik Balik dari Dunia Digital

Pada awalnya, Sri tak pernah mengenal dunia digital. Telepon genggamnya saja adalah pemberian anaknya, bekas ponsel yang layarnya sudah retak. Namun dari obrolan dengan salah satu pelanggan tetapnya yang juga ibu rumah tangga, Sri mengenal sebuah permainan bernama Mahjong Ways yang kala itu sedang ramai dibicarakan di media sosial.

“Saya pikir, ah cuma game iseng. Tapi lama-lama penasaran juga. Saya mulai belajar pelan-pelan, lihat tutorial di YouTube,” katanya sambil tersenyum malu.

Di luar dugaan, permainan itu memberinya hiburan di tengah tekanan hidup. Sri mengaku, bermain Mahjong Ways membuat pikirannya lebih tenang. Ia mulai menemukan semacam ritme—bukan sekadar mengejar keberuntungan, tapi melatih kesabaran dan strategi. “Saya nggak main tiap hari, tapi setiap kali main, saya berusaha bijak. Kalau sudah cukup, saya berhenti,” jelasnya.

Dari Harapan Kecil ke Perubahan Besar

Perlahan, keberuntungan seolah memihaknya. Sri mulai mendapatkan hasil yang tak disangka. Ia tak mau menyebut angka pasti di awal, namun dengan pengelolaan hati-hati, ia mulai menabung sedikit demi sedikit. “Waktu saldo tabungan saya pertama kali tembus Rp10 juta, saya nangis. Bukan karena uangnya, tapi karena rasanya seperti keluar dari lubang gelap yang panjang banget,” ungkapnya.

Kini, setelah hampir satu tahun berlalu, saldo tabungan Sri telah mencapai Rp91.700.000. Sebagian ia gunakan untuk melunasi utang koperasi dan biaya kuliah anaknya di Semarang. Sisanya ia simpan untuk membuka warung makan kecil di depan rumah.

“Saya nggak mau balik ke masa lalu. Saya pengin hidup tenang, dan bisa bantu orang lain juga,” — Sri Wulandari

Bangkit, Bukan Sekadar Beruntung

Sri tahu banyak orang yang skeptis dengan kisahnya. Namun baginya, Mahjong Ways hanyalah bagian kecil dari proses panjang untuk bertahan. “Kalau saya nggak sabar, nggak belajar ngatur uang, ya percuma. Ini semua tentang usaha juga,” ujarnya sambil menatap foto anaknya yang mengenakan toga di layar ponsel.

Sore itu, di tengah aroma gorengan dan suara riuh anak-anak bermain di gang, Sri tampak lebih tenang. Ia masih berjualan nasi kuning, masih memungut receh dari pelanggan, tapi kini dengan senyum yang lebih lega. Ia tahu, hidupnya telah berubah—pelan, tapi pasti.

“Hidup ini kayak roda, kadang di bawah, kadang di atas. Tapi selama kita mau belajar dan sabar, Tuhan pasti kasih jalan,” tutupnya dengan mata yang berbinar.

@SEOHOKI