https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/issue/feed JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia 2024-07-01T16:17:44+07:00 Muchlis Daroini [email protected] Open Journal Systems https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9469 KEBIJAKAN KOLONIAL TENTANG KOPI DAN PAJAK DI JAWA ABAD XIX 2024-07-01T15:54:37+07:00 Izzudin Rijal Fahmi [email protected] <p>Kebijakan kolonial tentang kopi dan pajak di Jawa pada abad ke-19 merupakan bagian integral dari upaya Belanda dalam mengendalikan sumber daya alam dan mengoptimalkan eksploitasi ekonomi di wilayah jajahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis kebijakan kolonial terkait produksi, perdagangan, dan pajak kopi di Jawa selama abad ke-19. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis historis berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder yang terkait dengan periode tersebut. Studi ini menyoroti bahwa kopi merupakan komoditas yang sangat penting dalam ekonomi kolonial di Jawa pada abad ke-19. Pemerintah kolonial Belanda menjalankan kebijakan yang dirancang untuk mengendalikan produksi, distribusi, dan perdagangan kopi. Salah satu aspek penting dari kebijakan tersebut adalah penerapan pajak kopi, yang menjadi sumber utama pendapatan bagi pemerintah kolonial. Pajak kopi di Jawa pada abad ke-19 terdiri dari berbagai jenis, termasuk pajak tetap, pajak tanah, dan pajak ekspor. Kebijakan ini sering kali menuai kontroversi dan perlawanan dari masyarakat pribumi, karena dampaknya yang merugikan bagi petani kopi dan pedagang lokal. Meskipun demikian, pemerintah kolonial tetap mempertahankan sistem pajak tersebut untuk memperoleh pendapatan yang stabil dan mengamankan kepentingan ekonomi mereka. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang peran kopi dalam ekonomi kolonial di Jawa pada abad ke-19, serta dampak kebijakan pajak kolonial terhadap masyarakat lokal.</p> 2024-07-01T15:54:17+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9470 KEARIFAN LOKAL DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-HUDA KARYA BAKRI SYAHID 2024-07-01T15:59:54+07:00 Decindy Larasani Ayuningtyas [email protected] <p>Penelitian ini mengkaji perjuangan menafsirkan al-Qur’an &nbsp;&nbsp;bahasa Jawa dalam ranah sosial, budaya, dan politik pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Jawa dibingkai dalam kajian ini dalam konteks geososio-budaya yang menafsirkan berbagai tradisi dan budaya yang khas. Tafsir ini salah satu dari masalah kearifan lokal yang mengungkapkan beberapa keprihatiannya terhadap karya tafsir Jawa dalam bahasa Latin (aksara Jawa). Maka dari, Bakri Syahid terdorong untuk membuat kitab tafsir makna al-Qur’an menurut daerahnya. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yang teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik penelitian kepustakaan yaitu informasi yang berkaitan dengan diskusi dikumpukan melalui bacaan dan literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa tafsir yang ditulis dengan menggunakan model tafsir berupa catatan kaki dan menggunakan bahasa Jawa yang fasih serta dengan budaya Jawa dalam penafsirannya. Tafsir ini menyalin ayat-ayat al-Qur’an dalam huruf latin dan menerjemahkan kedalam bahasa Jawa, yang belum pernah dilakukan oleh penerjemah. Penerjemah itu membuat tafsir yang disebut-sebut sebagai tafsir pertama yang menyalin ayat-ayat al-Qur’an kedalam bahasa latin di Indonesia khususnya bahasa Jawa.</p> 2024-07-01T15:59:54+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9472 REFLEKSI FILSAFAT ANTROPOLOGI METAFISIK TERHADAP TEMUAN RICKLEFS 2024-07-01T16:04:22+07:00 Ahmad Faruk [email protected] <p><strong>Abstrak</strong>: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh temuan-temuan Ricklefs tentang sejarah Islamisasi Jawa yang karenanya mempakan objek materialnya, yaitu manusia Jawa sejauh ditemukan oleh penelitian Ricklefs. Temuan tersebut akan dijadikan objek&nbsp; formal bagi penelitian kefilsafatan ini, yaitu: bagaimanakah gambaran manusia Jawa dalam sejarah Islamisasi manusia Jawa dan bagaimanakah refleksi filsafat manusia (antropologi metafisik) terhadap temuan tersebut? Dengan pendekatan filsafat antropologi metafisik, tulisan ini menemukan bahwa [I] deskripsi tentang manusia Jawa dalam sejarah Islamisasinya menumt Ricklefs digambarkan dalam tiga kecenderungan atau kategori: pertama, [a] sinkretikmistis, [b] polarisasi masyarakat, [c] intensifikasi keagamaan. Sementara [2] Refleksi antropologis metafisik atas temuan tersebut menemukan arti yang lebih dasariah, yaitu terjadinya peristiwa-peristiwa itu sendiri. “Aku bersama yang-lain" merupakan "sejarah konkret" dan real yang sedang berjalan dan dihayati. Manusia Jawa menyejarah; artinya manusia Jawa itu — sebagaimana manusia lainnya dari manapun — bersifat historis. Tidak ada sejarah di luar atau di samping manusia Jawa. Sejarah itu tak lain ialah manusia yang berkembang sendiri; sejarah dilaksanakan manusia. Motor ketiga perkembangan kecenderangan dan relasi oponensial yang digambarkan Ricklefs tersebut adalah "'otonomi-di-dalam korelasi". Namun sebenarnya bukan dasar untuk perkembangan. Perkembangan dan historisitas hanya dapat diterima sebagai fakta belaka. Kemungkinannya hanya dapat diketahui dari adanya; dan tidak memiliki dasar yang lebih mendalam lagi di dalam manusia.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Manusia Jawa, Islamisasi, Antropologi Metafisik</em><em>. </em></p> 2024-07-01T16:04:22+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9514 PERKEMBANGAN PGRI MULAI DARI MASA KOLONIAL HINGGA MASA SEKARANG 2024-07-01T16:08:20+07:00 Agil Budi Prayogo [email protected] <p>Education at the beginning of Indonesia's independence was an important aspect to foster the spirit of fighting for nationalism and the ideals of independence for the Republic of Indonesia. The attention of the new Indonesian government and some of the revolutionary figures who are aware that the field of education is very important to foster a spirit of nationalism and efforts to instill awareness as an independent nation. Based on the principles of new education and teaching, the Teaching Research Committee formulated the goals and foundations of education and the school system that characterizes Indonesia. The Republic of Indonesia Teachers Association Organization, as a forum for Indonesian teachers since the Dutch East Indies era. Since the proclamation, the PGRI organization has established itself as a fighting organization that helps defend the independence and sovereignty of Indonesia, the Republic of Indonesia. This organization is a manifestation of Indonesian teachers in taking part and responsibility in accordance with their professional field as educators to fulfill the independence they aspire to. Therefore, this organization is seen as unifying teachers who are: 1) unitary, 2) independent, 3) non-political parties. It is also a means, a vehicle for the interests of teachers for the development of their profession, education in general and their service to the homeland and nation.</p> <p><strong>Keywords</strong>: History of education; Nationalism; Indonesian Revolution; PGRI</p> 2024-07-01T16:08:20+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9516 PERAN ORGANISASI ICMI PADA MASA AWAL ERA REFORMASI 2024-07-01T16:11:22+07:00 Azra Afifatuzahra [email protected] <p>It is felt that the dynamics of ICMI's existence with all its advantages still do not make a definite contribution to the progress and development of the Indonesian nation and Muslims. This is where it is important to remember the role of ICMI in the early days of the reform era because many people gave positive responses from the community, because of this ICMI in Indonesia has the potential to give birth to various new thoughts that can provide renewal and progress for Muslims in this era. That. The method used in this historical research involves analysis of historical documents, archives and relevant literature to trace the development of ICMI during the early Reform Era. This research involved text analysis of ICMI speeches, articles and publications as well as relevant historical documentation. This approach involves an in-depth study of ICMI's specific role in one or several important cases during the early period of the Reformation in the form of participation in demonstrations, contributions to the political process, or role in facilitating inter-religious dialogue. This research found that since ICMI was officially founded, this organization has always received enormous support from the government. In fact, during the post-Soeharto regime change, ICMI always played a role in politics. Therefore, at this time ICMI has become a force to be reckoned with in national politics. But it is not uncommon for ICMI to become a target for political figures to gain power. In the reform era there were many changes in political interests such as how to become president, governor, minister, regent, member of the council. Despite this, Muslim intellectuals continue to show their enthusiasm, even though their voices no longer resonate so much in national politics.</p> <p><strong>Keywords</strong>: ICMI, Reform Era</p> 2024-07-01T16:11:22+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9517 SEJARAH PENDIDIKAN PESANTREN BANJARSARI DALAM KERANGKA HISTORIOGRAFI INDONESIASENTRISME 2024-07-01T16:14:36+07:00 Akhlis Syamsal Qomar [email protected] <p><strong>Abstract: </strong>Banjarsari Islamic boarding school village is one of the fief villages at the same time became the most influential religious educational institution in Java in the 18-19 centuries. YearThat year was the golden age of the well-known Banjarsari Islamic boarding school village as a village that is politically and economically independent from the practice of the economic exploitation system colonialism which was very impartial to the indigenous people of that time. As a fief village, Banjarsari is free from the influence and interference of any party, not except the government Dutch colonial. Although in the field of Dutch politics several times tried to interfere the internal affairs of the Banjarsari fief until it managed to split it into two, namely the village the fief of Banjarsari Kulon and the village of the fief of Banjarsari Wetan around 1815-16. as strong whatever the Dutch wish to interfere in Banjarsari's internal affairs, but he did not manage to enter in the field of economics until 1870. The internal dynamics of the Banjarsari fief economy walk independently. Based on the traditional rural economic system which focuses on the agricultural sector. In Banjarsari, in particular, the second sector is developing namely the trade of palm fiber brooms as a local product that helps boost the economy the community so that it makes Banjarsari a truly independent fief village.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Keyword:</strong> <em>Banjarsari Islamic Boarding School</em><em>,</em><em> agricultural sector</em><em>,</em><em> trade sector;</em> <em>independent village. </em></p> 2024-07-01T16:14:36+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/jusan/article/view/9519 KONTRIBUSI SYEKH MAHFUDZ AT-TARMASI: KHAZANAH WARISAN INTELEKTUAL DUNIA ISLAM 2024-07-01T16:17:44+07:00 Arif Rosadi [email protected] <p><strong>Abstrak: </strong>Pada abad ke-19 Haramain menjadi kota kosmopolitan yang terkenal dimasanya. Di kota ini terdapat masyarakat yang beragam, berasal dari berbagai bangsa. Disnilah &nbsp;terdapat para intelektual Muslim seperti; ulama sufi, filsuf, fuqaha, mutakalimin, muhaditsin, penyair, pengusaha, sejarawan (muarikhin) dan sebagainya. Diantara sekian banyak intelektual Muslim Haramain, terdapat juga salah seorang ulama asal Nusantara yang berhasil memperoleh ilmu dan diberikan otoritas mengajar di Haramain yaitu Syekh Mahfudz al-Tarmasi. Artikel ini mengkaji biografi dan kontribusi Syekh Mahfudz al-Tarmasi dalam bidang ilmu-ilmu keislaman yang sangat&nbsp;&nbsp; produktif dengan beragamam disiplin, sebagai intelektual Muslim yang melahirkan banyak karya dan mencetak para ulama terkenal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk penelitian pustaka (<em>library research</em>). Teknik pengumpulan data diperoleh melalui sumber literatur berupa buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan biografi dan menggunakan teori peran. Pendekatan biografi ini digunakan untuk melihat asal-usul seseorang (geneologi tokoh). Sedangkan teori peran digunakan untuk melihat kontribusi (sumbangsih) seseorang terhadap masyarakat sekitarnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Syekh Mahfud al-Tarmasi mewarisi keilmuan yang sangat banyak melalui karyanya yang berjumlah 20 buah. Karya ini terdiri dari disiplin ilmu dalam bidang fikih, ushul fikih, tafsir, hadis, ulumul hadis, sanad, qiraat dan tasawuf. Adapun karyanya yang paling monumental adalah dalam bidang hadist yaitu <em>Manhaj Dzawi an-Nadzar bi Syarh Manzhumah ‘Ilm al-Atsar. </em>Sementara itu dalam bidang ilmu pengetahuan dan &nbsp;pemikiran fiqhnya dapat dilihat melalui kitab <em>Hasyiyah Takmilah al-Manhaj al-Qawim ila al-Fara’idh</em> &nbsp;yang menunjukan bahwa Syekh Mahfudz terpengaruh oleh madzhab Syafi’i. Sedangkan dalam ilmu qira’at, karyanya dibagi menjadi dua pembahasan yaitu qira’at secara umum dan qira’at secara tertentu (<em>al-mufradah</em>).</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><strong><em>Kontribusi, </em></strong><strong><em>Syekh Mahfudz</em></strong><strong><em> al-Tarmasi</em></strong><strong><em>, </em></strong><strong><em>Intelektual</em></strong><strong><em>, </em></strong><strong><em>Dunia Islam</em></strong><em> .</em></p> 2024-07-01T16:17:44+07:00 Copyright (c) 2024 JUSAN: Jurnal Sejarah Peradaban Islam Indonesia