Layanan Perpustakaan Hybrid di Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
DOI:
https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v15i2.7584Keywords:
Layanan Perpustakaan, Perpustakaan Hibrida, Era Digital, Perguruan Tinggi IslamAbstract
Abstract: The new wave of digitalization has had a significant external impact on various sectors. The shift from a manual service system to a digital service system is among the impacts of this digitalization wave. One of the sectors affected by the new wave of digitalization is education, especially library services. Libraries, as literature providers, must adapt to these conditions to protect their users. This article aims to identify and analyze hybrid library services at Islamic universities in Ponorogo. The research method in this article used a qualitative approach with a multi-case design. Research data was collected through interviews, observation, and documentation. Research analysis was carried out in two stages: single and cross-case. The analysis in this research used Miles Huberman's steps, which consist of data condensation, data display, and conclusion. This research concludes that Islamic universities in Ponorogo have transformed from conventional services to hybrid services. Hybrid services are a combination of conventional and digital services. So, both digitalization and humanism aspects are applied to library services.
Keywords: Digital era, Hybrid Library, Islamic University; Library Services
Abstrak: Gelombang baru digitalisasi membawa dampak yang luar biasa besar pada berbagai sektor. Diantara dampaknya yaitu beralihnya dari sistem layanan manual ke sistem layanan digital. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan yang merupakan salah satu sektor yang bergerak dalam bidang layanan jasa. Diantara layanan jasa yang ada pada sektor pendidikan yaitu layanan perpustakaan. Perpustakaan sebagai penyedia layanan dalam hal kepustakaan harus mengadaptasikan diri agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisis layanan perpustakaan hibrida yang ada di perguruan tinggi Islam Ponorogo. Metode penelitian pada artikel ini berpendekatan kualitatif dengan desain multi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dua tahap yaitu analisis dalam satu kasus dan analisis lintas kasus dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles Huberman yang terdiri dari kondensasi data, display, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa layanan hibrida perpustakaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo adalah hibrida humanistik. Digitalisasi sebagai ciri perkembangan iptek berimplikasi pada variasi layanan yang diberikan seperti layanan teknis, pemustaka/user, layanan teknologi informasi/hardware software, layanan tata usaha, dan layanan 4P. Sedangkan sisi humanisme yang merupakan ruh dari layanan berimplikasi pada loyalitas pemustaka untuk selalu menggunakan layanan yang tersedia.
Kata Kunci: Era Digital; Layanan Perpustakaan; Perguruan Tinggi Islam; Perpustakaan Hibrida
Abstrak: Gelombang baru digitalisasi membawa dampak yang luar biasa besar pada berbagai sektor. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan yang merupakan salah satu sektor yang bergerak dalam bidang layanan jasa. Diantara layanan jasa yang ada pada sektor pendidikan yaitu layanan perpustakaan. Perpustakaan sebagai penyedia layanan dalam hal kepustakaan harus mengadaptasikan diri agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisis layanan perpustakaan hibrida yang ada di perguruan tinggi islam Ponorogo. Metode penelitian pada artikel ini berpendekatan kualitatif dengan desain multi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dua tahap yaitu analisis dalam satu kasus dan analisis lintas kasus dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles Huberman yang terdiri dari kondensasi data, display, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perguruan tinggi islam di Ponorogo telah mentransformasikan diri dari layanan konvensional ke layanan hibrida. Layanan hibrida merupakan perpaduan antara layanan yang bersifat konvensional dan digital. Sehingga sisi-sisi digital sudah terimplementasikan namun sisi-sisi humanisme masih terjaga dengan baik.References
Basuki, Sulistyo. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Bogdan, Robert C. and S J Taylor. Introduction to Qualitative Research Methods. New York: John Wiley, 1975.
Darwanto, Anggun Kusumah Tri Utami, and Nia Gusniawati. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015.
Harliansyah, Faizuddin. “Mempromosikan Open Educational Resources Untuk Memperkaya Sumber Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Di Indonesia.” Al Maktabah: Jurnal Komunikasi Dan Informasi Perpustakaan Vol. 19, no. 2 (2020): 25”“36.
Husna, Nailul. “Perbedaan Antara Perpustakaan Konvensional, Digital, Hibrida Dan Bookless.” Al-Kuttab Jurnal Perpustakaan Dan Informasi 5, no. 1 (July 6, 2018): 15. https://doi.org/10.24952/ktb.v5i1.824.
J.S. Badudu. Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001.
Kres, Diane. The Whole Digital Library Handbook. Chicago: Asosiasi Perpustakaan Amerika, 2007.
Licyda, Irma, and Wia Adawiyah. “Manajemen Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi Islam: Studi Sistem Manajemen Perpustakaan Digital Universitas Islam Bandung.” Al-IDARAH: Jurnal Kependidikan Islam Vol. 7, no. No. 1 (2017): 160”“70. https://doi.org/10.24042/alidarah.v7i1.2291.
Nurwarniatun. “Peningkatan Mutu Manajemen Perpustakaan Di Perguruan Tinggi.” Realita : Jurnal Penelitian Dan Kebudayaan Islam Vol. 17, no. 2 (July 2019). https://doi.org/10.30762/realita.v17i2.1861.
Perpustakaan Nasional RI. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7330: 2009 Bidang Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011.
Rodin, Rhoni, and Mulliati Mulliati. “Arah Kebijakan Pengembangan Perpustakaan IAIN Curup Menghadapi Era Industri 4.0” Vol. 4, no. 1 (2019): 14”“23.
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Sa’diyah, Lailatus, and Adli Furqon. “Perpustakaan Di Era Teknologi Informasi” Vol. 4, no. 2 (2019): 143”“49. https://doi.org/10.29300/mkt.v4i2.2520.
Sasongko, Agung. “Rancangan Sistem Informasi Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi: Studi Kasus Di Perpustakaan AKBID Aisyiyah Pontianak.” Jurnal Khatulistiwa Informatika: Jurnal Ilmu Komputer Vol. 3, no. 2 (2015): 124”“33. https://doi.org/10.31294/jki.v3i2.1661.
Saufa, Arina Faula, and Nurrohmah Hidayah. “Open Acces Dan Perpustakaan Digital : Tantangan Perpustakaan Dalam Mengelola Repository Di Perguruan Tinggi.” Pustakaloka Jurnal Kajian Informasi Dan Perpustakaan Vol. 10, no. 1 (2018): 114”“22. https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v10i1.1410.
Shaleh, Abdul Rahman. Manajemen Perpustakaan,. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Sugiyono. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alphabeta, 2014.
Supriati, Eny. “Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.” Muslim Heritage Vol 2, no. 2 (2017): 217”“33. https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v2i2.1109.
Widayanti, Yuyun. “Pengelolaan Perpustakaan Digital.” LIBRARIA Jurnal Perpustakaan Vol. 3, no. 1 (2015): 126”“37. https://dx.doi.org/10.21043/libraria.v3i1.1579.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Requirements to be met by the author as follows:
- Author storing copyright and grant the journal right of first publication manuscripts simultaneously with licensed under the Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with a statement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors can enter into the preparation of additional contractual separately for non-exclusive distribution of a rich version of the journal issue (eg: post it to an institutional repository or publish it in a book), with the recognition of initial publication in this journal.
Authors are allowed and encouraged to post their work online (eg, in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, because it can lead to productive exchanges, as well as citations earlier and more severe than published works. (see The Effect of Open Access).