Kompetensi konseling multikultural: Menjadi pribadi melek literasi globa

  • Azmi Mustaqim IAIN Ponorogo
Abstract views: 167 , PDF downloads: 2662

Abstract

Pengembangan literasi global tidak hanya cukup dengan kemampuan seseorang
dalam membaca, menulis dan berhitung. Akan tetapi lebih dari itu, literasi global
merupakan proses seumur hidup manusia yang berakar pada komitmen untuk
menjalani kehidupan dengan cara menjadikan keragaman budaya sebagai prinsip
utama. Tulisan ini hendak memotret sisi lain dari kompetensi konselor lintas
budaya. Penulis meyakini bahwa keragaman budaya tidak hanya bisa dipelajari
melalui buku-buku, penulisan-penulisan ilmiah ataupun seminar, akan tetapi
pengalaman hidup konselor dan komitmennya terhadap keragaman kehidupan
menjadi salah satu titik sentral. Tulisan ini merupakan studi literatur yang
menggunakan analisis deskriptif sebagai metode analisis data. Hasil dari kajian ini
adalah konselor perlu merefleksikan ulang pandangannya bahwa konselor
profesional adalah cara hidup. Kehidupan seseorang harus dijalani dengan cara
yang mencerminkan komitmen untuk terus memperluas zona kenyamanan budaya
seseorang untuk memasukkan pengetahuan dan interaksi aktif dengan orang-orang
dari berbagai latar belakang budaya. Ini berarti seseorang secara konstan
menyadari bagaimana peristiwa, baik di masa lalu maupun saat ini berdampak
pada kesejahteraan seseorang. Oleh sebab itu, literasi global tidak dapat dipelajari
di ruang kelas, melainkan hal itu adalah upaya seseorang untuk menjadi
pembelajar seumur hidup dari keragaman budaya dan warga dunia.

PlumX Metrics

Published
2021-01-25