kondisi kematangan emosi remaja setelah perceraian orangtua

  • tria putira
Abstract views: 39 , PDF downloads: 135

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kematangan emosi pada remaja setelah perceraian orangtua. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan remaja mengendalikan emosi, kemampuan penyesuaian diri remaja dan kondisi kematangan emosi remaja setelah perceraian orang tua. Kematangan emosi remaja dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengadakan tanggapan-tanggapan emosi secara matang dan mampu mengontrol serta mengendalikan emosinya sehingga menunjukkan suatu kesiapan dalam bertindak. Peneliti juga menggunakan aspek-aspek kematangan emosi, yaitu: realitas, mengetahui mana yang harus didahulukan, mengetahui tujuan jangka panjang, menerima tanggung jawab dan menunaikan kewajiban, menerima kegagalan, hubungan emosional, dan bertahap dalam memberikan reaksi. Sebagai acuan dalam penelitian ini serta melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi pada subyek penelitian. Penelitian ini melibatkan lima remaja sebagai partisipan yangorangtuanyabercerai. Penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan data berupa wawancara terstruktur dan observasi. Pengecekan keabsahan data dalam metode penelitian kualitatif menggunakan triangulasi dengan membandingkan hasil pengamatan dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua partisipan sudah cukup mampu dalam mengontrol emosinya, dan tiga dan masih sulit mengontrol emosinya karena belum bisa  menerima kondisi keluarga saat ini. Dua partisipan yang memiliki kematangan emosi yang sudah cukup matang  bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, dan tiga partisipan yang belum memiliki kematangan emosi belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dua partisipan sudah memiliki kematangan emosi yang cukup matang walaupun belum sepenuhnya, dan tiga partisipan belum meiliki kematangan emosi karena belum bisa menerima keadaan keluarganya setelah perceraian orangtua.

PlumX Metrics

Published
2023-06-30