SERTIFIKASI HALAL DI INDONESIA (Analisis Kuasa Simbolik dalam Kontestasi Fatwa Majelis Ulama Indonesia)
Abstract
Abstract: The MUI's symbolic power over halal certification in Indonesia constructed by the habitus of Muslim consumers who are becoming aware of halal lifestyles. beside it, the symbolic capital of the MUI and the political and social religious fields. When people expect the government to provide a solution to the issue of the distribution of consumer products containing material that is forbidden Islam, the government slowly respond to their aspirations, and even tend to do political engineering. then present the MUI with symbolic power instrument discourse the importance of established halal institutions in Indonesia. Through the old negotiations, finally there are some regulations that legitimize MUI and LPPOM as halal certification authority. in the Bourdieu study, halal certification LPPM MUI is a symbol system. The function of this symbol system is divided into three parts, the symbolic system as a structured structure, and Symbolic system as an instrument of domination. As a result, a structured group is created, a group that agrees with the authority of LPPOM MUI continues to campaign on the importance of halal certification of LPPOM MUI. and groups that do not agree to criticism, and sue the existence and authority of LPPOM MUI as the owner of halal certification authority in Indonesia.
الملخص:القوة الرمزية MUI على شهادة الحلال. بجانبها ، عاصمة رمزية من MUI والمجالات الدينية والسياسية والاجتماعية. عندما يتوقع الناس من الحكومة تقديم منتج يحتوي على مواد ممنوعة من الإسلام ، تستجيب الحكومة ببطء لتطلعاتهم ، وتميل الأحداث إلى القيام بالهندسة السياسية. ثم تقديم MUI مع قوة رمزية للخطاب على أهمية المؤسسات الحلال المنشأة في إندونيسيا. من خلال المفاوضات القديمة ، وأخيرا هناك بعض اللوائح التي تضفي الشرعية على MUI و LPPOM باعتبارها سلطة التصديق الحلال. في دراسة Bourdieu ، الشهادة الحلال لـ LPPM MUI هي نظام رموز. تنقسم وظيفة نظام الرموز هذا إلى ثلاثة أجزاء ، النظام الرمزي كهيكل منظم ، والنظام الرمزي كأداة للسيطرة. نتيجة لذلك ، يتم إنشاء مجموعة منظمة ، تستمر المجموعة التي تتفق مع سلطة LPPOM MUI في حملة حول أهمية اعتماد LPPOM MUI. والمجموعات التي لا توافق على النقد ، ووجود وسلطة LPPOM MUIكمالك للسلطة الحلال في شهادة إندونيسيا.
Abstrak:Kuasa simbolik MUI atas sertifikasi halal di Indonesia dibangun oleh habitus konsumen Muslim yang menjadi sadar akan gaya hidup halal. selain itu, modal simbolik MUI berikut arena politik dan social kala itu mendukung kuasa MUI. Ketika orang mengharapkan pemerintah memberi solusi untuk masalah distribusi produk konsumen yang mengandung zat yang dilarang Islam, pemerintah lamban merespon aspirasi mereka, dan bahkan cenderung melakukan rekayasa politik.kemudian menghadirkan MUI dengan wacana instrumen kekuasaan simbolik tentang pentingnya lembaga halal yang mapan di Indonesia. Melalui negosiasi yang lama, akhirnya terbitlah beberapa peraturan yang melegitimasi MUI dan LPPOM sebagai otoritas sertifikasi halal.dalam studi Bourdieu, sertifikasi halal LPPM MUI adalah sistem simbol. Fungsi sistem simbol ini dibagi menjadi tiga bagian, sistem simbolik sebagai pembentuk terstruktur, sistem simbol sebagai struktur yang dibentuk, dan sistem Simbolik sebagai instrumen dominasi.Akibatnya, kelompok terstruktur tercipta, mereka yang setuju dengan otoritas LPPOM MUI terus mengkampanyekan pentingnya sertifikasi halal LPPOM MUI. Disisi lain kelompok yang tidak setuju mengajukan kritik, dan menuntut keberadaan dan otoritas LPPOM MUI sebagai pemilik otoritas sertifikasi halal di Indonesia. Melalui kajian ini, nampak wacana Borudieu adalah tentang kontestasi yang menciptakan alat simbolis untuk mendominasi satu sama lain. Kontestasi ini terjadi antara MUI dan pemerintah, serta organisasi masyarakat, dan perusahaan, berikut masyarakat secara luas. Dan daripada lembaga sosial lainnya, MUI dapat memenangkan kontestasi dan mewujudkan kekuatan simbolisnya atas sertifikasi halal di Indonesia karena MUI memiliki habitus, modal, dan field yang lebih besar.
Copyright (c) 2018 Suad Fikriawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
El-Barka: Journal of Islamic Economics and Business allow the author(s) to hold the copyright without restrictions and allow the author(s) to retain publishing rights without restrictions, also the owner of the commercial rights to the article is the author.