Implementasi Knowledge Management di Perpustakaan dalam Membangun Koleksi Warisan Budaya Batik
Abstract
Tulisan ini dimaksudkan untuk menemukan peranĀ knowledge mananagement dalam membangun koleksi warisan budaya. Beberapa perpustakaan di Indonesia sudah memiliki inisiatif dalam pelestarian warisan budaya. Perpustakaan-perpustakaan yang mulai Membangun koleksi warisan budaya mereka. Perpustakaan terus memasukkan kesadaran warisan di antara masyarakat, dan mereka akan tahu tentang budaya mereka. Berbagai alasan melatar belakangi tulisan ini sebagai dasar pemikiran yang berguna untuk membuat sebuah pusat pengetahuan manajemen tentang khasanah budaya khusunya Batik, Peneletian ini membahas peran knowledge mananagement di perpustakaan. Sangat Penting, upaya-upaya dalam rangka mewujudkan fungsinya sebagai pelestari budaya semakin terasa dengan hadirnya beberapa layanan perpustakaan yang ingin mengusung sebuah informasi yang terkait dengan kekhasan dari ketentuan daerah tertentu. Perpustakaan juga dapat menjadi jembatan dan fasilitator untuk menciptakan, menyimpan, menyatukan, dan membagikan bahan pelestari batik, dan juga menjadi bahan yang kompetitif, efektif dan efisien untuk menciptakan batik.
Copyright (c) 2018 Pustakaloka
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Requirements to be met by the author as follows:
- Author storing copyright and grant the journal right of first publication manuscripts simultaneously with licensed under the Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with a statement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors can enter into the preparation of additional contractual separately for non-exclusive distribution of a rich version of the journal issue (eg: post it to an institutional repository or publish it in a book), with the recognition of initial publication in this journal.
Authors are allowed and encouraged to post their work online (eg, in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, because it can lead to productive exchanges, as well as citations earlier and more severe than published works. (see The Effect of Open Access).