Revitalisasi Peran Kiyai dalam Membina Akhlak Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19
DOI:
https://doi.org/10.21154/asanka.v2i2.3143Keywords:
Revitalisasi, Peran Kiyai, Membina akhlak, Covid-19Abstract
Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, peningkatan kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 menimbulkan trauma psikologis, stigma negatif, rasa ketakutan berlebihan pada sebagian masyarakat yang menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan akhlak di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam peran Kiyai dalam membina akhlak masyarakat pada masa pandemi. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode dokumentasi dan menggunakan teknik analisa content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kiyai adalah tokoh penting di masyarakat, karena Kyai pemimpin spiritual juga tokoh sentral di masyarakat. Kyai menjadi teladan dalam berbuat baik yang kemudian dijadikan contoh oleh masyarakat, Maka jelas Kyai memiliki peran utama dalam membina akhlak di masyarakat. Peran Kyai dalam membina akhlak di masyarakat antara lain: a) Kyai sebagai tokoh agama, b) Kiyai sebagai central figure di masyarakat, d) Kyai sebagai guru ngaji, e) Sebagai Rois atau Imam, f) Sebagai Pegawai Pemerintah atau Jabatan Formal. Dengan berbagai peran tersebut maka Kiyai dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang berakhlakul karimah yang peduli terhadap sesama di tengah musibah pandemi Covid-19.
References
Alam, M. (2011) Model Pesantren Modern. Pertama. jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Al-”˜Abdah, Muhammad (2006), ”˜An al-Akhlaq Natahaddats (p.5-6), Riyad: Dar al-Shafwah.
Anwar, C. et al. (2018) ”˜The Effectiveness of Islamic Religious Education in the Universities: The Effects on the Students’ Characters in the Era of Industry 4.0’, Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 3(1), p. 77. doi: 10.24042/tadris.v3i1.2162.
Dhofier, Z. (1982) Tradisi Pesantren. jakarta: LP3S.
Ellyana (2013), Pendekatan dan Metode Pembinaan Akhlak Anak, Jurnal At-Ta’lim, 12 (1) 38.
Hidayah, Nur (2020), Dari Jabariyah, ke Qadariyah, Hingga Islam Progresif: Respons Muslim atas Pandemi COVID-19 di Indonesia, Salam: Jurnal Sosisal dan Budaya Syar’i, 7 (5), 423-438
Ilahi, M. T. (1970) ”˜Kiai: Figur Elite Pesantren’, IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 12(2), pp. 137”“148. doi: 10.24090/ibda.v12i2.442.
Maulida, Ali (2013), Konsep dan Desain Pendidikan Akhlak Dalam Islamisasi Pribadi dan Masyarakat, Edukasi; Jurnal Pendidikan Islam, 2 (1), 358-375
Muhakamurrohman, A. (1970) ”˜Pesantren: Santri, Kiai, Dan Tradisi’, IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 12(2), pp. 109”“118. doi: 10.24090/ibda.v12i2.440.
Mustopa (2014), Akhlak Mulia dalam Pandangan Masyarakat, Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, 8 (2) 261-280
Nasution, R. D. (2017) ”˜Kyai Sebagai Agen Perubahan Sosial Dan Perdamaian Dalam Masyarakat Tradisional’, Sosiohumaniora, 19(2). doi: 10.24198/sosiohumaniora.v19i2.10346.
Shalih al-Utsaymin, M (2007), Makarim al-Ahlak, (p. 27-29) Riyad: Madar al-Wathan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).