Nilai Pendidikan Moral yang Terkandung dalam Seni Reyog Ponorogo Sebagai Media Pengembangan Islam di Ponorogo

  • Warsini Warsini SMAN 4 Sidoarjo
Abstract views: 3750 , PDF downloads: 2225
Untitled downloads: 0
Keywords: Islam, Da’wah, Reog Ponorogo

Abstract

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah reog, perlengkapan dan busana reog, serta peran reog sebagai media dalam penyebaran agama Islam di Ponorogo. Proses penelitian dilakukan dengan teknik studi literatur yang berasal dari buku dan internet. Reog Ponorogo memiliki nilai moral yang tinggi untuk mendorong sikap hidup cinta tanah air, yang di dalamnya terdapat ajaran yakni, tenang, ketekunan, ketangguhan, siaga, mampu mengantisipasi, perhatian, terampil, trengginas (lincah), dicintai, penyayang, responsif, sasmito (peka), dihormati, penuh wibawa. Setelah reog disempurnakan oleh Batoro Katong, maka pengikut Bethoro Katong semakin banyak. Hal ini membuat Batoro Katong, Kyai Ageng Mirah dan Patih Selo Aji semakin ada cara dalam mengembangkan Islam di Ponorogo kala itu. Makna dari alat musik dan busana pun juga  diterjemahkan oleh Batoro katong, seperti udeng, penadhon, kolor (usus-usus). Selain itu, terdapat pula alat musik lainnya seperti terompet, kenong, kempul, saron, slenthem, gender, gambang, siter, kempul, kenong dan gong. Dalam kesenian Reog di dalamnya mengandung makna nilai moral seperti dakwah kepada manusia atau penguasa atau pejabat agar tidak terlalu terpengaruh oleh istrinya sehingga lalai dengan tanggung jawab. Nilai moral selanjutnya adalah larangan zina karena zina adalah perbuatan keji dan terkutuk. Bagi masyarakat yang menonton kesenian reog, hal ini bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan agar mengambil hikmah dibalik kesenian tersebut. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara seni reog dengan perkembangan Islam di Ponorogo.

 

ABSTRACT

 

This research aimed to describe the history of reog, reog equipment, clothing, and the role of reog as a medium in spreading Islam in Ponorogo. The research uses techniques derived from books and the internet for literature study. Reog Ponorogo has high moral values to encourage a love of the homeland, which include teachings such as calm, perseverance, toughness, alertness, ability to anticipate, caring, skilled, trengginas (agile), loved, compassionate, responsive, sasmito (sensitive), respected, and full of authority. Batoro Katong's fan base increased exponentially after he perfected reog. It made Batoro Katong, Kyai Ageng Mirah, and Patih Selo Aji increasingly find ways to develop Islam in Ponorogo. The meaning of musical instruments and clothing was translated by Batoro Katong, such as udengpenadhon, and kolor (intestines). In addition, there are also other musical instruments such as trumpetkenongkempul, saron, slenthem, gender, xylophonesiter, kempul, kenong, and gong. The art of reog contains the meaning of moral values, such as preaching to humans, rulers, or officials so that they are not too influenced by their wives and are negligent with responsibilities. The prohibition of adultery is the next moral value because adultery is a vile and cursed act. For those who observe the art of reog, this can be both a spectacle and a guide to the wisdom behind the art. This study concludes that there is a connection between reog art and the development of Islam in Ponorogo. 

References

Achmadi, Asmoro. “Aksiologi Reog Ponorogo Relevansinya Dengan Pembangunan Karakter Bangsa.” Jurnal Theologia 25, no. 1 (2014): 3–28.

———. “Pasang Surut Dominasi Islam Terhadap Kesenian Reog Ponorogo.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 13, no. 1 (2013): 111–34.

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. “Seni Tradisi, Jatidiri Dan Strategi Kebudayaan.” Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 4, no. 1 (2015): 1–16.

Fadhilah, Nurul. “PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI SISTEM PENDIDIKAN.” At-Ta’lim: Media Informasi Pendidikan Islam 12, no. 1 (2019): 84–91.

Fitrah, Muh. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. CV Jejak (Jejak Publisher), 2018.

Gunawan, Imam, and Rina Tri Sulistyoningrum. “Menggali Nilai-Nilai Keunggulan Lokal Kesenian Reog Ponorogo Guna Mengembangkan Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar.” Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran 3, no. 01 (2016).

Hanifah, Mohammad Syafii Mudhofir, and Ahmad Mudhofir. “Peran Bathoro Katong Dalam Menyebarkan Agama Islam Di Ponorogo Tahun 1496–1517 M.” Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira 1, no. 1 (2021).

Hasanah, Uswatun. “MEMAHAMI KEMBALI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL REYOG PONOROGO DALAM INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA,” n.d.

Kristianto, Imam Kristianto. “Kesenian Reyog Ponorogo Dalam Teori Fungsionalisme.” TAMUMATRA: Jurnal Seni Pertunjukkan 1, no. 2 (2019).

Mahardhika Fauzi R, Demas. “Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Kesenian Reog (Studi Kasus Paguyuban Seni Reog Mahasiswa Watoe Dhakon IAIN Ponorogo).” IAIN Ponorogo, 2022.

Nawawi, H. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1987.

Purnani, Siwi Tri. “Mitos Asal-Usul Tarian Reog Ponorogo Dan Pemanfaatannya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Di SMA,” 2014.

Rofiq, Ahmad Choirul. “Dakwah Kultural Bathoro Katong Di Ponorogo.” Islamuna: Jurnal Studi Islam 4, no. 2 (2017): 304–16.

Turhumawati, Sasana Tunggal. KESENIAN REOG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KABUPATEN PONOROGO. Universitas Sebelas Maret. Vol. 1, 2020.

Ungirwalu, Antoni, San Awang, and Max Tokede. “Etnobotani Buah Hitam: Konstruksi Etnoekologi Etnis Wandamen-Papua.” Deepublish, 2018.

Yurisma, Dhika Yuan, and Muhammad Bahruddin. “Pemaknaan Simbol Reog Ponorogo Dalam Tradisi Jawa: Sebuah Kajian Kritis.” Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi 6, no. 01 (2020): 101–16.

PlumX Metrics

Published
2022-09-14
Section
Articles