QIRA’AH MUNTIJAH : TAWARAN MODEL PEMBACAAN AL-QUR’AN ALA NASHR HAMID ABU ZAYD

  • Muhammad Ulul Albab Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Abstract views: 841 , PDF downloads: 736
Keywords: Nashr Hamid, Produktif, Budaya, Qira’ah Muntijah

Abstract

Setiap populasi masyarakat terdapat tradisi dan budaya masing-masing yang biasa dilakukan dalam peraktek kehidupannya. Pedoman beragama pun sudah sering kali didengar dalam penyesuaiannya dengan budaya setempat itu sendiri, khususnya agama Islam. Dalam hal ini, Nashr Hamid memberikan tawaran model pembacaan Al-Qur’an yang produktif dalam masyarakat berbudaya. Pemahamannya berawal dari teks Al-Qur’an adalah muatan lokal dalam merespon budaya, tentu ini adalah bukti penyesuaiannya pada budaya setempat. Sehingga pembacaan produktif (Qira’ah Muntijah) pada Al-Qur’an juga dipengaruhi oleh budaya lokal yang mampu memberikan kemudahan bagi setiap masyarakatnya. Pembacaan ini memahami Al-Qur’an sesuai dengan kebutuhan lingkungan sekitar. Dengan tujuan menjadikan teks Al-Alqur’an bisa diterima dari sisi budaya manapun. Berkaitan dengan hal tersebut, kajian ini menggunakan metode analisa diskriptif pada gagasan Nashr Hamid untuk review pemahaman teks. Sehingga review pemikiran Nashr Hamid tersebut mampu memberikan tawaran produktif dalam melihat fenomena masyarakat dalam mempraktikkan pembacaan dan pemahamannya pada teks al-Quran. [Each population has its own traditions and cultures that are commonly practiced in the context of their lives. Religious guidelines have often been heard in their adjustment to the local culture itself, especially Islam In that case, Nashr Hamid gives a model of reading the Qur'an productively in a cultured society. His understanding that the text of the Qur'an is a local content in response to culture, of course it is evidence of his adjustment to the local culture that is able to provide convenience for each society. So that the productive reading (Qira'ah Muntijah) in the Qur'an is also influenced by local culture that is able to provide convenience for each of its people. This reading will understand the Qur'an according to the needs of the surrounding environment. Related to the above, this study uses a method of discrete analysis of the idea of Nashr Hamid in the review of text comprehension. So that the review of Nashr Hamid's thinking is able to provide a productive offer in seeing the phenomenon of society in practicing its reading and understanding on the text of the Quran.]

References

Abu Zayd, Nashr Hamid. Naqd al-Khithâb al-Din. Vol. Cet. 3. Beirut: al-Markaz al-Tsaqafi al-‘Arabi, 2007.

Abu Zayd, Nasr Hamid. Tekstualitas Al-Quran: Kritik terhadap Ulumul Quran, terj Khoiron Nahdhiyyin. Vol. Cet. IV. Yogyakarta: LKiS, 2005.

Alfitri, Alfitri. “Studi Quran Kontemporer: Telaah Atas Hermeneuitik Quran Nashr Hamid Abu Zayd.” Millah: Jurnal Studi Agama, no. 1 (2016): 50–66.

Amin, Muhammad. “Menyingkap Sisi Kemukjizatan Al-Qur’an.” Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an dan Tafsir 2, no. 2 (2017): 178–88.

Arifin, Mohammad Miqdad, Moh Murtadho, dan Dzulfikar Radafi. “Al-Quran Sebagai Produk Budaya Studi Analisa Kritis Pemikiran Nashr Hamid Abu Zayd.” Jurnal Hikmatina 1, no. 2 (2019): 138–45.

Arifin, Muhammad Syamsul. “Konsep Muntaj Tsaqafi dalam Studi al-Qur’an Nashr Hamid Abu Zayd.” Studia Quranika 1, no. 1 (2016): 73–96.

Fanani, Ahmad Fuad. Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagamaan Liberatif. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004.

Fauzan, Ahmad. “Teks al-Qur’an dalam Pandangan Nashr Hamid Abu Zayd.” Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam 13, no. 1 (2015): 71–92.

Hanif, Muh. “Hermeneutika Hans-Georg Gadamer dan Signifikansinya terhadap Penafsiran Al-Qur’an.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 2, no. 1 (2017): 93–108.

Hasan, Farid, dan Siti Robikah. “Model Pembacaan Kontekstual Nasr Hamid Abu Zayd Terhadap Teks Suci Keagamaan (Al-Qur’an).” Jurnal Ilmiah Citra Ilmu 16, no. 31 (2020): 11–24.

Ichwan, Moch Nur. Meretas Kesarjanaan Kritis Al-Qur’an, Teori Hermeneutika Nasr Abu Zayd. Cet. I. Jakarta: Teraju, 2003.

Imron, Ali. Hermeneutika Nasr Hamid Abu Zayd dalam Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: ElsaQ, 2010.

Lughawi, Abu al-Husain ahmad bin Faris bin Zakaria bin Muhammad bin Habib al-Razi al-. Maqayis al-Lughah. Vol. 5. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1999.

Mudhiah, Khoridatul. “Konsep Wahyu Al-Qur’an dalam Perspektif Nasr Hamid abu Zaid.” Hermeneutik 9, no. 1 (2015): 91–114.

Program, Dosen, Studi Pendidikan, dan Agama Islam. “Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam, STAIN Ponorogo.,” t.t.

Qattan, Manna’ al-. Mabahitsu fi Ulum al-Qur’an. Kairo: Maktabah Wahbah, 2000.

Rachman, Budhy Munawar. Argumen Islam Untuk Liberalisme. Grasindo, 2010.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

Soleh, Achmad Khudori. “Mencermati Hermeneutika Humanistik Hasan Hanafi.” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis 11, no. 1 (2010): 41–60.

Teologi, Pembelajaran. “Pemikiran Kritis Abu Zaid” 12, no. 2 (2007): 1–10.

Wijaya, Aksin. Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan: Kritik Atas Nalar Tafsir Gender. Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004.

Zayyadi, Ahmad. “Pendekatan Hermeneutika Al-Qur’an Kontemporer Nashr Hamid Abu Zaid.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 2, no. 1 (2017): 1–22.

PlumX Metrics

Published
2021-06-19
Section
Articles