Studi Komparasi Kepemimpinan Kiai dan Direktur di Pondok Pesantren dan Boarding School
DOI:
https://doi.org/10.21154/maalim.v4i2.5496Kata Kunci:
Kata Kunci, Pondok Pesantren, Boarding School, Kiai, Model KepemimpinanAbstrak
Abstrak
Artikel ini membahas tentang kepemimpinan kiai di dua pondok pesantren di Kota Cirebon. Difokuskan pada sistem pemilihan kiai di pesantren, model kepemimpinan yang dikembangkan oleh kiai, efektifitasnya, dan peran kiai di masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di dua pesantren, ditemukan bahwa pola kepemimpinan di pesantren di Kota Cirebon berbeda. Pemilihan didasarkan pada diskusi, keturunan, dan penunjukan pemerintah. Namun secara umum sistem pemilihan pimpinan yang berkembang di pesantren-pesantren di Kota Cirebon diketahui bahwa ada dua, yaitu sistem musyawarah dan pengajuan; dan sistem keturunan (nasab). Dari kedua sistem pemilihan tersebut, tentu memiliki karakteristik serta nilai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sedangkan tipe kepemimpinan yang dianut pada Pondok pesantren atau boarding school di Kota Cirebon mencakup dua tipe kepemimpinan, yaitu Kepemimpinan Paternalisitik dan Birokratik. Kedua tipe kepemimpinan tersebut sebenarnya tidak terlepas dari sistem pemilihan yang dilakukan.
Kata Kunci : Pondok Pesantren, Boarding School, Kiai, Model Kepemimpinan
Referensi
Arifin, Imron, Kepemimpinan Kiai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng, (Malang: Kalimasada Press, 1993).
Conger, J.A., The Charismatic Leader: Behind the Mystique of Exception Leadership, (San Fransisco: Jooseey-Bass, 1989).
Hadari, Amin dan M. Ishom El Saha, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Diva Pustaka, 2004).
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 49.
Qomar, Mujamil, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2004).
Shaleh, Abdul Rahman, Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren, (Jakarta: Depag RI, 1982).
Wahid, Abdurrahman, “Pesantren sebagai Subkultur”, dalam M. Dawam Rahardjo (ed.), Pesantren dan Pembaruan, (Jakarta: LP3ES, 1985).