The Relationship Between Islamic Fundamentalism and Radicalism With Social Conflict
DOI:
https://doi.org/10.21154/altahrir.v21i1.2636Keywords:
Islam, fundamentalism, radicalism, social conflicAbstract
Abstract: Islamic fundamentalism has often been accused as a source of conflict so that it should be ended immediately. And the radical movement should put forward a complete understanding of diverse religions. Likewise, in every movement, it is necessary to keep the political and economic interests away from religion, because such factors triggers inter-religious conflict. The brutal act by a group of people who claims the most righteous by displaying the most sinister and frightening face of Islam, is really far from Islamic values. Islam is rahmatan lil ”˜alamin, especially towards fellow Muslims who believe in the truth of Islam based on the Koran and the Sunnah as the main and first source of Islamic teachings. If this motto is implemented seriously, the conflicts that have occurred will not be repeated. In its further development, fundamentalism undergoes a change, a shift, and is further away from its origin. The discussion of fundamentalism today is more associated with a negative impression that Islam is a religion of violence, anti-progress and establishment, conservative, antiWestern, and always takes violence to achieve its goals. This labeling and stigmatization of course has greatly marginalized Islam in international relations. This kind of stigmatization can be understood by Muslims so that they also hold counters in various ways, including counter discourse. However, the efforts made by Muslims have not been able to change the world view of Islam, especially the Western world. Islam to this day is still perceived as a violent religion.
امللخص: كام يتم التعبري عنها ي٠كثري من األØيان ي٠شكل اتهامات ØŒ بأن األصولية اإلسالمية مصدر للرصاع ويجب إنهاؤها عىل الÙور. ويجب أن تعزز Øركة الراديكالية الÙهم الكامل ملختل٠األديان. وباملثل ي٠كل Øركة ØŒ يجب إبعاد املØتوى السيايس واالقتصادي عن التنوع ØŒ ألن هذا عامل يثري الرصاع باسم الدين. إن العمل الوØيش ملجموعة من األشخاص الذين يشعرون باألمان ويشعرون Ø¨Ø§Ù„ØµØ§Ù„Ø Ù…Ù† خالل إظهار الوجه األكرث رشاً وخوÙاً لإلسالم بعيد كل البعد عن القيم اإلسالمية. اإلسالم هو رØمة لألمني ØŒ وخاصة تجاه إخوانهم املسلمني الذين يؤمنون بØقيقة اإلسالم عىل أساس القرآن والسنة باعتبارها املصدر الرئييس واألول للتعاليم اإلسالمية. إذا تم Ø·Ø±Ø Ù‡Ø°Ø§ ØŒ Ùلن تتكرر النزاعات التي Øدثت. ي٠التطورات الالØقة ØŒ شهدت األصولية تغيريات وتØوالت وأبعدت عن أصلها. إن مناقشة األصولية ي٠الوقت الØايل مرتبطة أكرث باإلسالم بانطباع سلبي بأن اإلسالم دين عني٠ومعاد للتقدم ومؤسس ومØاÙظ ومعاد للغرب ويتخذ العن٠دامئًا لتØقيق أهداÙÙ‡. وبالطبع Ùإن هذا Ù‹ التوسيم والوصم يهمش اإلسالم Øقا ي٠العالقات الدولية. ميكن للمسلمني أن ÙŠÙهموا ويÙهموا هذا النوع من الوصم Øتى يتصدوا لها بطرق مختلÙØ© ØŒ مبا ي٠ذلك الخطاب املضاد. إال أن الجهود التي يبذلها املسلمون مل تكن قادرة عىل تغيري نظرة العامل اإلسالمي ØŒ وخاصة Ùنظر إىل اإلسالم عىل أنه دين عنÙ. العامل الغريب. Øتى اآلن ØŒ ال يزال ÙŠ
Abstrak: Seperti yang sering diungkapkan dalam bentuk tudingan, bahwa fundamentalisme Islam merupakan sumber konflik sehingga harus segera diakhiri. Dan gerakan radikalisme harus mengedepankan pemahaman yang utuh tentang beragam agama. Begitu pula dalam setiap gerakan, muatan politik dan ekonomi perlu dijauhkan dari keberagaman, karena inilah faktor yang memicu terjadinya konflik yang mengatasnamakan agama. Tindakan brutal sekelompok orang yang merasa paling aman dan merasa paling benar dengan menampilkan wajah Islam yang paling seram dan menakutkan, sungguh jauh dari nilai-nilai Islam. Islam adalah rahmatan lil ”˜alamin, terutama terhadap sesama umat Islam yang meyakini kebenaran Islam berdasarkan Alquran dan Sunnah sebagai sumber utama dan pertama ajaran Islam. Jika ini dikedepankan maka konflik yang telah terjadi tidak akan terulang kembali. Dalam perkembangan selanjutnya, fundamentalisme mengalami perubahan, pergeseran, dan semakin jauh dari asalnya. Pembahasan fundamentalisme saat ini lebih banyak dikaitkan dengan Islam dengan kesan negatif bahwa Islam adalah agama yang kekerasan, anti kemajuan dan kemapanan, konservatif, anti Barat, dan selalu mengambil kekerasan untuk mencapai tujuannya. Pelabelan dan stigmatisasi ini tentu saja sangat memarjinalkan Islam dalam hubungan internasional. Stigmatisasi semacam ini dapat dipahami dan dipahami oleh umat Islam sehingga mereka pun mengadakan tandingan dengan berbagai cara, termasuk tandingan wacana. Namun upaya yang dilakukan oleh umat Islam belum mampu mengubah pandangan dunia Islam, khususnya dunia Barat. Islam hingga saat ini masih dipersepsikan sebagai agama kekerasan.
Downloads
References
References.
Ali, Mursyid, “Konflik Sosial Bernuansa Agama (Studi Kasus tentang Tragedi Kerusuhan Poso)”. Dalam Departemen Agama RI, Konflik Sosial Bernuansa Agama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, 2003.
Assyaukanie, Luthfie, Islam Benar Versus Islam Salah Cet. 1; Jakarta: Kata Kita, 2007.
Azra, Azyumardi, Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan. Cet. 1; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Barsihannor, Haruskah Membenci Ahmadiyah Cet. 1; Yogyakarta: Kota Kembang, 2009.
Coulson, Noel J. Konflik dalam Yurisprudensi Islam, terj. H. Fuad, Cet. 1; Yogyakarta: Navila, 2001.
Departemen Agama RI, Konflik Sosial Bernuansa Agama Seri II. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Kehidupan Beragama Bagian Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama, 2003.
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern Jilid 2, Cet. II; Bandung: Mizan, 2002.
Garaudy, Roger, Al-Ushuliyyat al-Mu’ashirah Asbabuha wa Muzahiruha, terjemah ke dalam Bahasa Arab oleh Khalil Ahmad Khalil. Paris: Dar ”˜Am Alfain, 2000. Dikutip dalam Hery Sucipto, “Memahami Fundamentalisme Islam Kontemporer,” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher. Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Hanafi, Hassan Al-Din wa al-Tsaurah fi Mishr (vol. 6; Kairo: Madbuli, 1952-1981), h. 6; dikutip dalam Dikutip dalam Hery Sucipto, “Memahami Fundamentalisme Islam Kontemporer,” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher. Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Mathar, M. Qasim, Kimiawi Pemikiran Islam, Arus Utama Islam di Masa Depan (Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar Filsafat Islam, Senin 12 Nopember 2007), h. 5. Dikutip dalam Barsihannor, Haruskah Membenci Ahmadiyah Cet. 1; Yogyakarta: Kota Kembang, 2009.
Mudzhar, H. M. Atho, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Mohamad, Mahathir, “Menjadi Muslim Fundamentalis” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Muzadi, Hasyim, “NU, Radikalisme Ummatan Washato” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Nahrawi, Muh. Nahar (Ketua Tim Penyusun, dkk; Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan Hidup Umat Beragama Edisi ke-9. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007.
Nasution, Harun, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Cet. V; Bandung: Mizan, 1998.
Shihab, Alwi, “Keturunan Arab dan Radikalisme Islam Indonesia” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Sirry, Mun’im A. (ed), Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina (Anggota IKAPI), 2004.
Sucipto, Hery, “Memahami Fundamentalisme Islam Kontemporer,” dalam Hery Sucipto, ed, Islam Mazhab Tengah: Persembahan 70 Tahun Tarmizi Taher. Cet. 1; Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.
Sudjangi, “Konflik-Konflik Sosial Bernuansa Agama Studi Kasus Kerusuhan Ambon”, Dalam Departemen Agama RI, Konflik Sosial Bernuansa Agama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, 2003.
Sumbullah,Umi, “Gerakan Fundamentalisme Islam Di Malang: Studi Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin, dan Arimatea” dalam Departemen Agama RI, Jurnal Penelitian Islam Indonesia, Istiqra’ 06, no. 01 (2007)
Suwartini, Titik, “Konflik-Konflik Sosial Bernuansa Agama Di Bebagai Komunitas (Kasus Kerusuhan Sosial di Banjarmasin 1977)” Dalam Departemen Agama RI, Konflik Sosial Bernuansa Agama Di Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, 2003.
Syu’aibi, Ali dan Gils Kibil, Meluruskan Radikalisme Islam terj. Muhtarom. Cet. 2; t.t.: Duta Aksara Mulia, 2010.
Yunanto, S. “Agama dan Kekerasan Sebuah Catatan Politik Islam Indonesia,” Jurnal Multikultural dan Multireliguis Harmoni: 11, no. 6 (April-Juni 2003)
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Please find the rights and licenses in Al-Tahrir. By submitting the article/manuscript of the article, the author(s) agree with this policy. No specific document sign-off is required.
1. License
The non-commercial use of the article will be governed by the Creative Commons Attribution license as currently displayed on Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
2. Author(s)' Warranties
The author warrants that the article is original, written by stated author(s), has not been published before, contains no unlawful statements, does not infringe the rights of others, is subject to copyright that is vested exclusively in the author and free of any third party rights, and that any necessary written permissions to quote from other sources have been obtained by the author(s).
3. User/Public Rights
Al-Tahrir's spirit is to disseminate articles published are as free as possible. Under the Creative Commons license, Al-Tahrir permits users to copy, distribute, display, and perform the work for non-commercial purposes only. Users will also need to attribute authors and Al-Tahrir on distributing works in the journal and other media of publications. Unless otherwise stated, the authors are public entities as soon as their articles got published.
4. Rights of Authors
Authors retain all their rights to the published works, such as (but not limited to) the following rights;
- Copyright and other proprietary rights relating to the article, such as patent rights,
- The right to use the substance of the article in own future works, including lectures and books,
- The right to reproduce the article for own purposes,
- The right to self-archive the article,
- The right to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the article's published version (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal (Al-Tahrir).
5. Co-Authorship
If the article was jointly prepared by more than one author, any authors submitting the manuscript warrants that he/she has been authorized by all co-authors to be agreed on this copyright and license notice (agreement) on their behalf, and agrees to inform his/her co-authors of the terms of this policy. Al-Tahrir will not be held liable for anything that may arise due to the author(s) internal dispute. Al-Tahrir will only communicate with the corresponding author.
6. Royalties
Being an open accessed journal and disseminating articles for free under the Creative Commons license term mentioned, author(s) aware that Al-Tahrir entitles the author(s) to no royalties or other fees.
7. Miscellaneous
Al-Tahrir will publish the article (or have it published) in the journal if the article’s editorial process is successfully completed. Al-Tahrir's editors may modify the article to a style of punctuation, spelling, capitalization, referencing and usage that deems appropriate. The author acknowledges that the article may be published so that it will be publicly accessible and such access will be free of charge for the readers as mentioned in point 3.