Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung Idiot Karangpatihan Balong Ponorogo

  • Hanafi Hadi Susanto IAIN Ponorogo
Abstract views: 986 , 1-23 downloads: 856
Keywords: Economic empowerment, mentally retarded, mentally retarded village

Abstract

Pemberdayaan ekonomi menjadi tren menarik yang diperbincangkan, khususnya pemberdayaan dengan sasaran masyarakat menyandang tunagrahita atau sering disebut idiot di wilayah 3T (Terpencil, Terluar dan Tertinggal). Pemberdayaan pada masyarakat yang tidak umum ini akan memiliki keunikan dan corak yang berbeda jika dibandingkan pemberdayaan pada masyarakat homogen dan masyarakat normal pada umumnya. Hal ini terbukti, program pemberdayaan di kampung idiot ini telah mendapatkan apresiasi baik tingkat wilayah maupun internasional.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dalam kategori field research dengan sumber data utama kepala desa Karangpatihan, anggota keluarga tuna grahita, dan seluruh stakeholder desa Karangpatihan, selain itu data sekunder juga diperoleh dari arsip tertulis di kelurahan maupun hasil pantauan program pemberdayaan. Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai rumusan masalah selanjutnya dilakukan analisis untuk memperoleh simpulan. Tulisan ini akan mengungkap bagaimana aksi pemberdayaan mulai dari strategi, metode dan keberhasilan pemberdayaan di kampung idiot Karangpatihan Balong Ponorogo.Tulisan ini bermaksud mengisi kelangkaan literatur yang memfokuskan kegiatan pemberdayaan masyarakat keterbelakangan mental, tidak memahami financial hingga mampu memberikan nafkah untuk anggota keluarga. Untuk itu, rumusan masalah mencakup bagaimana ekonomi masyarakat, langkah-langkah pemberdayaan ekonomi, tingkat keberhasilan pemberdayaan dan faktor pendukung, penghambat dan solusi dalam pelaksanaan pemberdayaan di kampung idiot Balong,tulisan ini menemukan bahwa ada tiga klasifikasi penyandang tunagrahita Karangpatihan Balong Ponorogo, yaitu kategori ringan sebanyak 46 orang (48%). 46 orang terdiri dari 26 laki-laki dan 20 perempuan, kategori sedang sebanyak 38 orang (42%). Dari hasil penelitian, ditemukan inovasi-inovasi strategi pemberdayaan ekonomi pada masyarakat tunagrahita secara rinci disetiap tahapan, bahkan kendala dan solusi mampu diungkap dan ini dapat dijadikan pedoman pada program pembberdayaan di tempat lain.
Economic empowerment has become an interesting trend to be discussed, especially empowerment with the target of people with mental retardation in remote, outermost and disadvantaged areas. Empowerment in this unusual society will have a unique and different style when compared to empowerment in a homogeneous society and normal society in general. This is evident, the empowerment program in this mentally retarded villages has received appreciation at both regional and international levels. The research includes qualitative research in the field research category with the main data sources being the Karangpatihan village head, mentally disabled family members, and all steak holders in Karangpatihan village, besides that secondary data is also obtained from written archives in the village and the results of monitoring empowerment programs. The data that has been collected is then according to the formulation of the problem, then an analysis is carried out to obtain conclusions. This paper wants to investigate how the empowerment action starts from the strategy, method and success of empowerment in the mentally retarded villages Karangpatihan Balong Ponorogo. This paper intends to fill in the scarcity of literature that focuses on empowering people with mental retardation, not understanding finances to being able to provide a living for family members. To that end, the formulation of the problem includes how the community's economy is, measures for economic empowerment, the success rate of empowerment and supporting factors, obstacles and solutions in implementing empowerment in the Balong mentally retarded villages. That is the light category as many as 46 people (48%). 46 people consisting of 26 men and 20 women, the medium category was 38 people (42%). From the results of the study, it was found that innovations in economic empowerment strategies for mentally retarded communities were in detail at each stage, even obstacles and solutions could be revealed and these could be used as guidelines for empowerment programs elsewhere.

References

Aan, Nasrullah. (2015). Pengelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak Dhuafa (Studi Kasus Pada Bmh Cabang Malang Jawa Timur), Hunafa: Jurnal Studia Islamika 12, No. 1: 1–18.

Amril, Maryolo. (2018). Filantropi Berbasis Faith Based Organization Di Indonesia (Studi Kasus Program PKPU), Palita: Journal of Social Religion Research 2, no. 1: 13–24.

Arsiyah. (2009). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Ekonomi Desa (Studi Kasus Pemberdayaan Masyarakat Industri Kecil Krupuk Ikan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo), jurnal Wacana Vol. 12 No. Sidoarjo:375.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo. Balong Dalam Angka 2016.

Bagus, Kusuma Ardi. (2013). Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Dharma Ekonomi No. 38/ Th. XX/ (STIE Dharmaputra Semarang , Oktober, 2.

Database tunagrahita desa Karangpatihan Balong Ponorogo tahun 2015.

Besse, Wediawati. (2012) . Revitalisasi Filantropi Islam Di Kota Jambi (Studi Pada Lembaga Zakat Dan Masyarakat Muslim Pemberi Derma Di Kota Jambi),” Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri Humaniora 14, No. 1.

Database kelurahan Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo pada angka/tahun 2011.

Dwilaksono, Bangun..Statistik Daerah Balong 2016. Ponorogo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo. 2018.

Sumodiningrat, Gunawan. (2000). Visi dan Misi Pembangunan Pertanian Berbasis Pemberdayaan Yogjakarta: IDEA,

Suparjan, Hempri Suyatna. (2003), Pengembangan masyarakat dari pembangunan sampai pemberdayaan. Yogjakarta: Adityia Media.

Franz, Magnis Suseno. (2007). Memahami Hubungan Antar Agama. Yogyakarta: Elsaq Prees,

Fakih, Mansour. (2012). Analisis Gender & Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Amin, Moh. (1995). Orthopedagogik Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud

Mumpuniarti. (2007). Pembelajaran Akademik Bagi Tunagrahita. Yogyakarta: FIP UNY.

Munardji. (2004). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Ilmu.

Munzayanah. (2000). Pendidikan Anak Tunagrahita. Surakarta: PLB-FKIP UNS.

Muslim, Sabarisman. (2011). Perubahan Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan ‘Pemberdayaan Melalui KUBE di Kelurahan Sayangsayang Kota Mataram, Sosio Konsepsia 17, no. 3 (2017): 252–268; Yofi Syahputra, “Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Atas Keberadaan PT. RAPP Estate Baserah Di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi” (PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2016).Cholisin, “Pemberdayaan Masyarakat” (Gladi Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Di Lingkungan Kabupaten Sleman, Kabupaten Sleman, 19-20 Desember 11).

Natalia, Artha Malau. (2015). Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan” Jurnal Ilmiah “Integritas” Vol.1 No. 4 Deseber, 5.

Wiyani, Novan Ardy. (2014). Buku Ajar Penanganan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Apriyanto, Nunung. (2012). Seluk-Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya. Yogjakarta: JAVALITERA.

Oksana, (2012). Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadapsifat Kimia Tanah, Jurnal Agroteknologi, Vol. 3 No. 1, .., Agustus, 31.

Soemardjan, Selo. (1982). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.

Suyatno, Suparjan dan Hempri. (2003). Pengembangan Masyarakat dari pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media.

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: RefikaAditama.

Ambar, Teguh Sulistiyani. (2004). Kemitraan dan model-model Pemberdayaan. Yogjakarta: Gava Media.

Totok Mardikanto dan Purwoko Soebianto. ( 2012). Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik (Bandung : Alfabeta, 27.

Winarni, Tri. (1998). Memahami Pemberdayaan Masyarakat Desa Partisipatif dalam Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa Menyongsong Abad 21: Menuju Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat, Yogyakarta: Aditya Media.

Winarni, Tri. (1998). Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa Menyongsong Abad 21 Menuju Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat. Yogyakarta: Fisipol UGM.

Wawancara Eko Mulyadi, kepala desa Karang Patihan dan penggagas program pemberdayaan ekonomi. 21 Januari 2021.

Wawancara Keluarga tunagrahita Karang Patihan dan pendamping program pemberdayaan ekonomi. 21 Januari 2021

PlumX Metrics

Published
2021-06-05
Section
Articles