INVESTIGASI EMPIRIS ATAS PRESTASI BELAJAR SISWI MADRASAH ALIYAH MODEL SINGLE SEX EDUCATION DAN CO-EDUCATION DI KABUPATEN PONOROGO
Abstract views: 603
,
PDF downloads: 434
Keywords:
SSE, CE, Perempuan, Bias Gender Sistemik.
Abstract
Proses pendidikan Islam di Indonesia secara umum menganut SingleSex Education (SSE) maupun dicampur atau CoEducation (CE). Berdirinya pembelajaran model SSE tersebut didasarkan pada meng akarnya pemahaman terhadap karyakarya fiqih Abad Per tengahan yang banyak mengharamkan pertemuan antara lakilaki dan perempuan disatu tempat, bahkan mengharamkan munculnya perempuan diranah publik. Jika harus berada di wilayah publik, maka harus dalam komunitas perempuan saja dan jika laki-laki dan perempuan harus
berada pada satu tempat, maka posisi harus dipisahkan dengan tirai pembatas atau biasanya lakilaki di depan dan perempuan di belakang. Terkait dengan pemisahan tersebut, tentunya, implikasi nya sangat luas. Penelitian ini mengambil sekolah agama dalam bentuk SSE, maupun CE yang masingmasing mempunyai kelebihan dan ke kurangan. Lembaga pengelola pendidikan, yayasan, pihak swasta mau pun pesantren dituntut
untuk membuat terobosan yang dalam pembelajarannya, tanpa harus memposisikan dirinya sebagai model SSE murni maupun CE murni yang rigid. Lokasi penelitian ini MAN 2 Ponorogo, MA AlMawaddah Coper Ponorogo dan MA Darul Huda Mayak Ponorogo. Dari hasil penelitian terungkap bahwa ter dapat perbedaan dan kekhasan di masing-masing lembaga tersebut. Dalam hal inilah posisi peserta didik perempuan menjadi satu pijakan penting dalam proses pembelajaran tersebut, mengingat perempuan dengan ketekunannya mempunyai potensi besar
dalam berkiprah di wilayah publik, untuk kemudian bersamasama dengan laki-laki bersinergi dan bekerja sama, berbagi secara adil dalam lapangan-lapangan yang sebelumnya tidak banyak digarap perempuan.
berada pada satu tempat, maka posisi harus dipisahkan dengan tirai pembatas atau biasanya lakilaki di depan dan perempuan di belakang. Terkait dengan pemisahan tersebut, tentunya, implikasi nya sangat luas. Penelitian ini mengambil sekolah agama dalam bentuk SSE, maupun CE yang masingmasing mempunyai kelebihan dan ke kurangan. Lembaga pengelola pendidikan, yayasan, pihak swasta mau pun pesantren dituntut
untuk membuat terobosan yang dalam pembelajarannya, tanpa harus memposisikan dirinya sebagai model SSE murni maupun CE murni yang rigid. Lokasi penelitian ini MAN 2 Ponorogo, MA AlMawaddah Coper Ponorogo dan MA Darul Huda Mayak Ponorogo. Dari hasil penelitian terungkap bahwa ter dapat perbedaan dan kekhasan di masing-masing lembaga tersebut. Dalam hal inilah posisi peserta didik perempuan menjadi satu pijakan penting dalam proses pembelajaran tersebut, mengingat perempuan dengan ketekunannya mempunyai potensi besar
dalam berkiprah di wilayah publik, untuk kemudian bersamasama dengan laki-laki bersinergi dan bekerja sama, berbagi secara adil dalam lapangan-lapangan yang sebelumnya tidak banyak digarap perempuan.
Published
2013-12-01
Issue
Section
Articles
Copyright (c) 2013 Kodifikasia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.