PANDANGAN MUI TENTANG NIKAH MUT'AH: ANALISIS PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB

Main Article Content

Shinta Nurul Arfiana
Abd. Rouf

Abstract

 Abstract
M. Quraish Shihab, a renowned scholar, in his book "Perempuan," states that nikah mut'ah
can be accepted in emergency and urgent situations with certain limitations and conditions,
such as it must be conducted with honorable women. This statement has sparked controversy,
prompting an examination of the views of the Indonesian Ulema Council (MUI) leaders in
Malang City regarding the boundaries of nikah mut'ah from M. Quraish Shihab's perspective.
This study aims to understand the permissible boundaries of nikah mut'ah according to M.
Quraish Shihab and the perspectives of MUI leaders in Malang City regarding his fatwa on the
permissibility of nikah mut'ah. This research is an empirical juridical study with a qualitative
descriptive approach, gathering data through interviews and documentation from primary and
secondary sources. The data processing involves editing, classification, verification, analysis, and
conclusion drawing. The results indicate that the MUI leaders interviewed do not agree with the
permissibility of nikah mut'ah based on "emergency or urgent" as its boundaries. They argue
that the emergency concept proposed by M. Quraish Shihab does not apply in this context and
emphasize the existence of alternative ways to prevent adultery. Additionally, they highlight the
negative impacts of nikah mut'ah, especially on women, including the lack of legal protection
and the risk of transmitting dangerous diseases such as HIV. The study concludes that although
M. Quraish Shihab outlines certain limitations for the permissibility of nikah mut'ah, the MUI
leaders in Malang City tend to reject this practice in all situations.
Abstrak
M. Quraish Shihab, seorang ulama terkenal, dalam bukunya “Perempuan,” menyatakan bahwa
nikah mut’ah dapat diterima dalam situasi darurat dan mendesak dengan batasan dan syarat
tertentu, seperti harus dilakukan dengan wanita yang terhormat. Pernyataan ini menimbulkan
kontroversi, sehingga menarik untuk mengkaji pandangan Tokoh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kota Malang mengenai batasan nikah mut’ah dalam perspektif M. Quraish Shihab.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami batas-batas kebolehan nikah mut’ah menurut M.
Quraish Shihab dan pandangan Tokoh MUI Kota Malang terhadap fatwa tersebut. Penelitian ini merupakan studi yuridis empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif, mengumpulkan
data melalui wawancara dan dokumentasi dari sumber data primer dan sekunder. Proses
pengolahan data meliputi teknik edit, klasifikasi, verifikasi, analisis, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para tokoh MUI yang diwawancarai tidak sepakat dengan
pembolehan nikah mut’ah berdasarkan “darurat atau mendesak” sebagai batasannya. Mereka
berpendapat bahwa konsep darurat yang dikemukakan oleh M. Quraish Shihab tidak berlaku
dalam konteks ini dan menekankan adanya alternatif lain untuk mencegah perbuatan zina.
Selain itu, mereka menyoroti dampak negatif dari nikah mut’ah, terutama terhadap kaum wanita,
termasuk kurangnya perlindungan hukum dan risiko penularan penyakit berbahaya seperti HIV.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun M. Quraish Shihab mengemukakan
batasan-batasan tertentu untuk kebolehan nikah mut’ah, pandangan tokoh MUI Kota Malang
cenderung menolak praktik ini dalam segala situasi.

Article Details

Section
Artikel

References

Ad-Duraiwisy, Yusuf. Nikah Siri, Mut’ah & Kontrrak dalam Timbangan al-Qur’an dan asSunnah, terj. Muhammad Ashim. Jakarta: Darul Haq, 2010.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Akbar, Ali. Nikah Mut’ah di Mata Hamka. Yogyakarta: Semesta Akasara, 2018.
Al-Abdal, Muhammad Abdurrahman Syamilah. Nikah al- Mut’ah Dirasah wa al-Tahqiq. Damaskus: Muassah al-Khafiqin wa Maktabatuha, 1983.
Al-Amili, M. Nikah Mut’ah dalam Islam: Kajian Ilmiah dari Berbagai Madzhab. Surakarta: Yayasan Abna‘al Husain, 2002.
Al-Nauri, Mirza. Mustadrak al-Wasa’il. Beirut: Muassasah Alu Al-Bait Alaihi Salam li Ihya Al-Turats, cet II, 1988.
Al-Sarkhasyi. al-Mabsuth. Beirut: Dar al-Kutub al- Ilmiyah, 1993.
Baidhowi. Maraknya Nikah Mut’ah di Indonesia Sebuah Fenomena Hukum. Banda Aceh: Mahkamah Syariah Aceh, 2010.
Budi, “Biografi KH. Chamzawi,” Laduni.id Layanan Dokumentasi Ulama Dan Keislaman, Minggu, 17 juli 2022, diakses 02 Oktober 2023.
https://www.laduni.id/post/read/80902/biografi-kh-chamzawi.html
Departemen Agama Republik Indonesia. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Republik Indonesia. (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.
Kompilasi Hukum Islam Buku 1 tentang Hukum Perkawinan.
Munawir, Agus. “Tutik Hamidah,” kupipedia, 16 Maret 2022, diakses 02 Oktober 2023.
https://kupipedia.id/index.php/Tutik_Hamidah
Shihab, M. Quraish. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Jakarta: Lentera hati, 2012.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Quran. Bandung: Mizan, 1994.
Shihab, M. Quraish. Perempuan dari Cinta Sampai Seks, dari Nikah Mut'ah Sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias baru. Tangerang: Lentera Hati, cet II, 2022.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an, volume 2. Lentera Hati Jakarta, 2010.
Shihab, M. Quraish. Wawasan al-Quran. Bandung: PT Mizan Pustak 2007.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press:Jakarta, 1986.
Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Thaib, Hasballah dan Marahalim Harahap. Hukum Keluarga Dalam Syariat Islam. Universitas Al-Azhar, 2010.
Tim Al-Qosbah, Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: PT. Al-Qosbah Karya Indonesia, 2020.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.