Konsep Pendidikan Pluralisme Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

  • Ahmad Muzakkil Anam
Abstract views: 3952 , PDF downloads: 4157
Keywords: Abdurrahman Wahid, Pendidikan, Pluralisme.

Abstract

Beragamnya agama yang ada di Indonesia merupakan aset kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini, banyak terjadi kekerasan-kekerasan yang mengatasnamakan agama. Agama yang seharusnya tampil dengan penuh kasih sayang, kini mulai menampakkan kekerasan. Kasus kekerasan atas nama agama tidak pernah berhenti terjadi di Indonesia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pluralisme agama yang berarti menghormati perbedaan pemeluk agama yang ada dalam masyarakat sudah mulai memudar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalaan ini adalah dengan mengembangkan konsep pendidikan pluralisme, dimana dengan pendidikan pluralisme ini setidaknya dapat meminimalisir potensi kekerasan-kekerasan atas nama agama tersebut. Pendidikan ini juga memerlukan adanya figur teladan yang memperjuangkan pluralisme. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah salah satu tokoh yang mempunyai perhatian penuh pada pluralisme. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada perumusan konsep pendidikan pluralisme Gus Dur. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan wawancara. Untuk analisis, penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis (critical discourse analysis), yaitu pengkajian secara mendalam yang berusaha mengungkap kegiatan, pandangan, dan identitas berdasarkan bahasa yang digunakan dalam wacana.

Hasil penelitian ini mendapati bahwa konsep pendidikan pluralisme Gus Dur memiliki konsep pendidikan adalah yang tidak terbatas. Ketidak-terbatasan ini melingkupi tiga aspek: Pertama, tidak terbatas pada materi atau informasi yang diperoleh dalam proses pendidikan, termasuk ketika materi itu sangat berbeda dengan keyakinan yang dimiliki; Kedua, tidak terbatas pada sumber informasi atau yang disebut pendidik dalam dunia pendidikan, terlepas dari pemahaman serta keyakinan yang ia miliki; Ketiga, tidak terbatas pada teks yang sudah ada, dengan kata lain pendidikan yang mendorong seseorang untuk selalu kritis terhadap apa yang telah tersaji, utamanya dalam bentuk teks.

PlumX Metrics

Published
2019-02-18
Section
Articles