Merging Religiosity on Social Media: Indonesian Millennial Youth's Understanding of the Concepts of Jihad and Religious Tolerance

  • Idi Warsah Institut Agama islam Negeri (IAIN) Curup, Bengkulu http://orcid.org/0000-0002-9406-1415
  • Robby Aditya Putra Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
  • Ruly Morganna Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
Abstract views: 326 , PDF downloads: 237
Keywords: Millennial, social media, jihad, religious tolerance

Abstract

This study qualitatively sought to investigate Indonesian millennial youth's understanding of the concepts of jihad and religious tolerance based on what they have learned from social media. Twenty students from a university in Bengkulu, Indonesia, were purposely engaged as the participants. The data were garnered from interviews, documentation, and focus group discussions. After learning Islamic materials through social media, the findings revealed that Indonesian millennial youth tended to interpret various points regarding jihad and religious tolerance using their cognitive sectorial ego. They consumed raw materials with their inability to comprehend those materials. Consequently, they were easily provoked to blame the diverse emerging perspectives in light of resistance to accept other views excluded from the Islamic teachings they watched in social media. This condition inferred that Indonesian millennials' understanding of jihad and religious tolerance as they learned from social media was considered low. 

 

 

Penelitian kualitatif ini berusaha untuk menyelidiki pemahaman pemuda milenial Indonesia tentang konsep jihad dan toleransi beragama berdasarkan apa yang mereka pelajari dari media sosial. Sebanyak 20 mahasiswa perguruan tinggi dari sebuah universitas di Bengkulu, Indonesia, diikutsertakan sebagai partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion. Temuan mengungkapkan bahwa setelah mempelajari materi agama Islam melalui media sosial, remaja milenial Indonesia cenderung memaknai berbagai hal terkait jihad dan toleransi beragama dengan menggunakan ego sektoral kognitif individu mereka sendiri. Mereka mengkonsumsi materi secara mentah dengan ketidakmampuan mereka untuk memahami materi tersebut. Akibatnya, mereka mudah terprovokasi untuk menyalahkan beragam perspektif yang muncul karena adanya penolakan untuk menerima pandangan, kecuali sejalan dengan ajaran Islam yang mereka tonton di media sosial. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman generasi muda Indonesia tentang jihad dan toleransi beragama dari media sosial dinilai masih rendah.

PlumX Metrics

Published
2021-12-02
Section
Articles