The Maslahat Epistemology in Cigarette Law: Study on The Fatwa Law on Cigarettes

  • Iswahyudi Iswahyudi Faculty of Usul al-Din, Adab and Da'wa, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Abstract views: 562 , PDF downloads: 346
Keywords: Fatwa Law on Smoking, Syeikh Ihsan Jampes, Majelis Tarjih, Maşlaḥah taḥsīniyyāh, Maşlaḥah darūriyyah

Abstract

Shaykh Ihsan Jampes gave the fatwa of the cigarette law as makrūh, while Majelis Tarjih gave the fatwa ḥarām. Although Sheikh Ihsan’s fatwa is individual, this fatwa deserves to be a comparison for the collective fatwa of the Majelis Tarjih. This is because Sheikh Ihsan’s fatwa is a complete picture of the NU fatwa in general. This paper is based on two essential questions: the two fatwas use the arguments in formulating the cigarette law and whether there are conceptual differences from these arguments. To answer these two questions, the method used is descriptive-critical-analysis with a critical hermeneutic approach. This article finds that both fatwa of Sheikh Ihsan Jampes and Majelis Tarjih have the same argument in deciding the cigarette law, namely the argument of utility or usefulness (maşlaḥat). However, the two fatwas are various in formulating the maşlaḥat model used. Shaykh Ihsan used maşlaḥat taḥsīniyyāh while Majelis Tarjih put it in the shade of maşlaḥah darūriyyah. This article implies, not only from the various variants of the different choices of cigarette law but also providing insight into the epistemology that underlies these differences in law. This article educates smokers to choose between continuing or leaving smoking. Epistemology, as is well known, is open the door to one's actions. This article also provides a perspective for policy-makers between legalizing or banning cigarettes based on the theory of maşlaḥat.

Syeikh Ihsan Jampes memberi fatwa hukum rokok sebagai makrūh, sementara Majelis Tarjih memberi fatwa arām. Walau fatwa Syeikh Ihsan bersifat individual, fatwa ini layak menjadi pembanding bagi fatwa Majelis Tarjih yang kolektif. Hal ini disebabkan karena fatwa Syeikh Ihsan adalah gambaran lengkap bagi fatwa NU pada umumnya.  Tulisan ini dilandasi oleh dua pertanyaan penting yaitu argumentasi apakah yang digunakan oleh kedua fatwa tersebut dalam merumuskan hukum rokok serta apakah ada perbedaan konseptual dari argumentasi tersebut. Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, metode yang digunakan adalah  diskriptif-analisis-kritis dengan pendekatan hermeneutika kritis. Artikel ini menemukan jawaban bahwa fatwa Syeikh Ihsan Jampes dan fatwa Majelis Tarjih memiliki argumen yang sama dalam memberi hukum rokok yaitu argumentasi utilitas atau kebermanfaatan (maşlaat). Hanya saja, kedua fatwa tersebut berbeda dalam merumuskan model maşlaat yang digunakan. Syeikh Ihsan menggunakan maşlaah tasīniyyāh sementara Majelis Tarjih meletakkannya dalam naungan maşlaah darūriyyah. Artikel ini memberi implikasi, tidak saja dari berbagai varian pilihan hukum rokok yang berbeda, tetapi juga memberi pengetahuan tentang epistemologi yang melatari perbedaan hukum tersebut. Artikel ini mencerdaskan para perokok untuk mengambil pilihan antara melanjutkan merokok atau meninggalkannya. Epistemologi, seperti diketahui, adalah pintu pembuka bagi tindakan seseorang. Artikel ini juga memberi perspektif bagi pengambil kebijakan antara melegalkan rokok atau melarangnya yang didasarkan kepada teori maşlaat.

References

Journal

Abdullah, Aba Doni. “Studi Komparatif Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah Dan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Tentang Istinbath Hukum Merokok.” Tajdida 11, no. 2 (2013): 163–80.

Al-Ghazālī. Al-Muştaşfā Fī ’Ilmi Al-Uşūl, Jilid 1. Beirūt: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, n.d.

Al-Shāt}ibī, Abū Ishāq. Al-Muwāfaq>t Fī Ushūli Al-Shari’ah. Beirūt: Dār al-Ma’rifah, 1973.

Auton, Alfian Risfil. “," IN RIGHT Jurnal Agama Dan Hak Azazi Manusia 1, no. 2, (2012).

Burhani, Ahmad Najib. “Pluralism, Liberalism and Islamism: Religious Outlook of Muhammadiyah.” Studia Islamika 25, no. 3 (2018): 433–70. https://doi.org/DOI: 10.15408/sdi.v25i3.7765.

Fauzi, Niki Alma Febriana. “Nalar Fikih Baru Muhammadiyah: Membangun Paradigma Hukum Islam Yang Holistik.” Afkaruna 15, no. 1 (2019): 19–42. https://doi.org/10.18196/AIIJIS.2019.0093.19-41.

Firmansyah, M Ramadhani. “Hubungan Merokok Dan Konsumsi Kopi Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.” Jurnal Kesehatan 8, no. 2 (2011): 263–68.

Hidayat, R. Aris. “Kontroversi Hukum Rokok Dalam Kitab Irsyād Al-Ikhwān Karya Syekh Ihsan Muhammad Dahlan.” International Journal Ihya’ ’Ulum Al-Din 17, no. 2 (2017): 189. https://doi.org/10.21580/ihya.16.2.1652.

Ihsan, Muhammad. “Merokok Dalam Perspektif Muhammadiyah Dan Nahdhatul Ulama.” Al-Qadha Jurnal Hukum Islam Dan Perundang-Undangan 4, no. 1 (2017): 16–33.

Kasdi, Abdurrohman. “Reconstruction Of Fiqh Nusantara: Developing the Ijtihad Methodology in Formulating Fiqh from Indonesian Perspective.” QIJIS 7, no. 2 (2019): 239–66. https://doi.org/DOI : 10.21043/qijis.v7i2.4797.

Khatib, Suansar. “Konsep Maqashid Al-Syari ` Ah :” Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan 5, no. 1 (2018): 47–62.

Khobir, Abdul. Muhamad Jaeni, dan Abdul Basith. “Multikulturalisme Dalam Karya Ulama Nusantara (Telaah Teks, Wacana Dan Praksis Sosiokultural).” Ibda’: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya 17 No. 2 (2019): 319–44. https://doi.org/10.24090/IBDA.V17i2.2983.

Kim, Hyung-Jun. “Praxis and Religious Authority in Islam: The Case of Ahmad Dahlan, Founder of Muhammadiyah.” Studia Islamika 17, no. 1 (2010): 69–92.

Muslim, Korie Lilie. “Gugatan Terhadap Kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol” 23, no 1 (2019). https://doi.org/10.15548/tabuah.v23i1.212.

Naim, Ngainun. “Islamic Jurisprudence for Diversity : From Theological-Normative Reason to Progressive Contextual Reasoning.” Al-’Adalah Vol. 15, N (2018): 51–72. http://dx.doi.org/10.24042/adalah.v%vi%i.2621.

Nashir, Haedar, Zuly Qodir, Achmad Nurmandi, and Hasse Jubba. “Muhammadiyah ’ S Moderation Stance In The 2019 General Election Critical Views from Within.” Al-Jami’ah 57, no. 1 (2019): 1–24. https://doi.org/10.14421/ajis.2019.571.1-24.

Nasih, Ahmad Munjin. “Lembaga Fatwa Keagamaan Di Indonesia ( Telaah Atas Lembaga Majelis Tarjih Dan Lajnah Bathsul Masail ).” De Jure, Jurnal Syariah Dan Hukum Volume 5 N (2013): 67–78.

Ni’am, Syamsun. “The Debate Of Orthodox Sufism And The Study of Maqāmāt in the Sirāj Al-Ṭālibīn of Shaykh Iḥsān Jampes.” Al-Jami’ah 58, no. 1 (2020): 1–34. https://doi.org/10.14421/ajis.2020.581.1-34.

Njoto-Feillard, Gwenaël. “Financing Muhammadiyah: The Early Economic Endeavours of a Muslim Modernist Mass Organization in Indonesia (1920s-1960s).” Studia Islamika 21 (2014): 1–46.

Sarif, Akbar. Ridzwan Ahmad. “Konsep Maslahat Dan Mafsadah Menurut Imam Al-Ghazali.” Tsaqafah: Jurnal Peradaban Islam 13, no. 2 (2017): 353–68. https://doi.org/https://dx.doi.org/10.21111/tsaqafah.v13i2.1183.

Shabir, Muslich. “Muhammad Abduh’s Thought On Muhammadiyah Educational Modernism : Tracing The Influence in Its Early Development.” QIJIS Volume 6, (2008): 127–60.

Taufiqotuzzahro, Azzah Nurin. “Hermeunetika Hadis Perspektif Gadamer.” Journal Living Hadis IV (2019): 45–65. https://doi.org/10.14421/living hadis.2019.1616.

Trigiyatno, Ali. “Fatwa Hukum Merokok.” Jurnal Penelitian 8, no. 1 (2011): 57–76.

Book

Al-Jābirī, ’Abid. Takwīn Al-Aql Al-Arabī. Beirūt: Markāz Dirāsat al-Wiḥdah al-’Arabiyyah, 1989.

Djamil, Fathurrahman. Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah. Jakarta: Logos, 1995.

El-Fadl, Khaled Abou. Atas Nama Tuhan; Dari Fikih Otoriter Ke Fikih Otoritatif. Jakarta: PT. Serambi Semesta, 2004.

Esack, Farid. Al-Qur’an, Liberasi, Pluralisme; Membebaskan Yang Tertindas. terj. Watung A. Budiman. Bandung: Mizan, 2000.

Hadi, Murtadho. Jejak Spritual Kiai Jampes. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008.

Haroen, Nasroen. Ushul Fiqh 1. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1996.

Jainuri, Ahmad. Ideologi Kaum Reformis. Surabaya: LPAM, 2002.

Jampes, Ihsan. Kitab Kopi Dan Rokok. terj. Ali Murtadho dan Mahbub Dje. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009.

Jampes, Syeikh Ihsan. Irshādu Al-Ikhwān Fī Bayāni Ahkāmi Al-Qahwa Wa Ad-Dukhān. Jampes: Pesantren Jampes, n.d.

Mas’ud, Abdurrahman. Dari Haramain Ke Nusantara. Jakarta: Kencana Prenata Media Group, 2006.

Mughniyat, Muhammad Jawad. Fiqh Al-Imām Ja’far S{ādiq, Jūz V. Beirut: Darul Fikri, 1978.

Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid. Fatwa Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah NO. 6/SM/MTT/III/2010 Tentang Hukum Merokok, Pub. L. No. 6/SM/MTT/III/2010, 1 (2010).

Palmer, Ricard E. Hermeneutics, 1969.

Qayyim, Ibn. I’lām Al-Muwāqi’īn ’an Rabbil ’Alamīn, Juz III. Beirūt: Darul Fikri, n.d.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Al-Imām Ja’far S{ādiq, Juz V. 2nd ed. Beirut: Darul Fikri, n.d.

Stoddard, Lothrop. Dunia Baru Islam. Jakarta: Panitia Penerbit, 1966.

Sukendro, Suryo. Filosofi Rokok. Yogyakarta: Pinus, 2007.

Zayd, Naşr H{amd Abū. Mafhūm An-Nāş, Dirāsah Fi Ulūmi Al-Qur’ān. Kairo: al-Hay’ah al-Mişriyyah al-’Ammah li al-Kutub, 1993.

PlumX Metrics

Published
2020-10-31
How to Cite
Iswahyudi, I. (2020). The Maslahat Epistemology in Cigarette Law: Study on The Fatwa Law on Cigarettes. Justicia Islamica, 17(2), 243 - 260. https://doi.org/10.21154/justicia.v17i2.1970
Section
Articles