PELAKSANAAN EKSOGAMI DALAM ADAT MINANGKABAU MENURUT PANDANGAN ISLAM

  • Fatmah Taufik Hidayat Department of Syariah, fakulti of Islamic study, University Kebangsaan Malaysia
Abstract views: 2290 , PDF downloads: 5609

Abstract

Hubungan hukum agama Islam dan adat selalu diwarnai oleh berbagai isu seperti kesesuaian adat dengan hukum Syariah karena tidak dapat dinafikan bahwa ada sebahagian adat yang tidak bersesuaian dengan hukum Syariah. Salah satu adat yang sering dipertikaikan apakah bersesuaian dengan hukum Islam adalah adat dalam sistem kekeluargaan dan perkawinan, sebagai contoh adalah masyarakat Minangkabau, di mana memegang kukuh adat istiadat mereka. Hal ini terlihat jelas dari falsafah pegangan mereka yaitu Adat bersandi syarak dan syarak’ bersandi kitabullah, akan tetapi di sisi lain suku Minangkabau ini menganut pola perkawinan eksogami dengan batasan eksogami suku yang mana setiap individu dilarang berkawin dengan individu lain yang memiliki suku yang sama dengannya. Ramai yang beranggapan bahwa adat ini tidak bersesuaian dengan hukum agama Islam. Tujuan dari kajian ini adalah untuk melihat hubungan pelaksanaan Eksogami sebagai adat yang berlaku di Minangkabau dengan hukum mengenai mahram yang telah di tetapkan dalam Syariah Islam. Kajian ini mendapati bahwa tidak terdapat pertikaian antara pelaksanaan eksogami sebagai adat yang berlaku di Minangkabau

PlumX Metrics

Published
2016-12-31
Section
Articles